"

Selasa, 16 Oktober 2012

Pemerintahan Allah Mulai Berkuasa







SELAMA RIBUAN tahun orang-orang yang beriman kepada pemerintahan Allah telah menanti-nantikan saat pemerintahan ini mulai berkuasa. Misalnya, Alkitab mengatakan bahwa Abraham yang setia “menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.” (Ibrani 11:10) “Kota” ini adalah kerajaan Allah. Akan tetapi, mengapa kerajaan Allah di sini disebut suatu “kota”? Karena di zaman dulu seorang raja biasanya memerintah atas suatu kota. Jadi kota sering kali dianggap sebagai kerajaan.

2
Kerajaan Allah nyata bagi para pengikut Kristus yang mula-mula. Ini terbukti dari minat mereka yang dalam akan pemerintahan kerajaan itu. (Matius 20:20-23) Pertanyaan dalam pikiran mereka adalah: Kapan Kristus dan murid-muridnya mulai memerintah? Suatu kali ketika Yesus muncul kepada murid-muridnya setelah kebangkitannya, mereka bertanya: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kisah 1:6) Jadi, apakah saudara, sama seperti murid-murid Kristus pada waktu itu, sungguh-sungguh ingin mengetahui kapan Kristus akan mulai memerintah sebagai Raja dari pemerintahan Allah?

PEMERINTAHAN
YANG DIDOAKAN UMAT KRISTIANI

3
Kristus mengajar para pengikutnya untuk berdoa kepada Allah: “Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.” (Matius 6:9, 10) Akan tetapi, mungkin ada yang berkata: ‘Bukankah Allah Yehuwa selamanya memerintah sebagai raja? Maka, mengapa kita berdoa agar kerajaan-Nya datang?’

4
Memang, Alkitab menyebut Yehuwa “Raja yang kekal.” (1 Timotius 1:17, Bode) Juga dikatakan: “TUHAN [Yehuwa] sudah menegakkan takhtaNya di sorga dan kerajaanNya berkuasa atas segala sesuatu.” (Mazmur 103:19) Jadi Yehuwa selamanya Penguasa Tertinggi atas segenap ciptaan-Nya. (Yeremia 10:10) Akan tetapi, disebabkan pemberontakan melawan kekuasaan-Nya di taman Eden, Allah mengatur suatu pemerintahan khusus. Pemerintahan inilah yang diajarkan oleh Kristus Yesus kepada para pengikutnya belakangan untuk didoakan. Tujuan pemerintahan ini adalah untuk mengakhiri problem-problem yang timbul ketika si Iblis dan oknum-oknum lainnya menjauhkan diri dari pemerintahan Allah.

5
Pemerintahan Kerajaan yang baru ini mendapat kuasa dan hak untuk memerintah dari Raja yang Agung, Allah Yehuwa. Kerajaan ini adalah milik-Nya. Berulang kali Alkitab menyebutnya “Kerajaan Allah.” (Lukas 9:2, 11, 60, 62; 1 Korintus 6:9, 10; 15:50) Namun, karena Yehuwa telah melantik Putra-Nya untuk menjadi Penguasa Utama, kerajaan ini juga disebut sebagai kerajaan Kristus. (2 Petrus 1:11) Seperti yang kita pelajari dalam salah satu pasal sebelumnya, 144.000 orang dari antara umat manusia akan memerintah bersama Kristus dalam kerajaan ini. (Wahyu 14:1-4; 20:6) Jadi Alkitab juga menyebutnya sebagai “pemerintahan mereka.”—Daniel 7:27.

6
Beberapa orang mengatakan bahwa Kerajaan itu mulai memerintah pada tahun ketika Yesus kembali ke surga. Mereka mengatakan Kristus mulai memerintah ketika ia mencurahkan roh suci ke atas para pengikutnya pada perayaan Yahudi yaitu hari Pentakosta, pada tahun 33 M. (Kisah 2:1-4) Akan tetapi, pemerintahan Kerajaan yang diselenggarakan oleh Yehuwa untuk mengakhiri semua problem yang ditimbulkan oleh pemberontakan Setan tidak mulai memerintah pada waktu itu. Tidak ada sesuatu petunjuk bahwa “Anak laki-laki” itu, yakni pemerintahan Allah dengan Kristus sebagai penguasanya, lahir pada waktu itu dan mulai memerintah. (Wahyu 12:1-10) Namun, apakah Yesus memang mempunyai suatu kerajaan pada tahun 33 M.?

7
Ya, pada waktu itu Yesus mulai memerintah atas jemaatnya yang terdiri dari para pengikutnya yang kelak akan bersama-sama dengan dia di surga. Jadi Alkitab menyebut tentang mereka, ketika mereka masih ada di bumi, bahwa mereka diambil ke dalam “kerajaan kasih dari Putra Allah.” (Kolose 1:13, NW) Akan tetapi, pemerintahan atau “Kerajaan” ini, yang memerintah atas umat Kristen yang memiliki harapan hidup di surga, bukanlah pemerintahan Kerajaan yang Yesus ajarkan kepada para pengikutnya untuk didoakan. Kerajaan ini hanya atas ke-144.000 orang yang akan memerintah bersama dia di surga. Selama berabad-abad hanya mereka yang menjadi rakyatnya. Jadi pemerintahan, atau ‘kerajaan kasih dari Putra Allah’ ini, akan berakhir pada waktu orang yang terakhir dari rakyat yang memiliki harapan surgawi meninggal dan bergabung dengan Kristus di surga. Pada waktu itu mereka bukan lagi rakyat dari Kristus, tetapi akan menjadi raja-raja bersama dia dalam pemerintahan Kerajaan Allah yang telah lama dijanjikan.

MULAI
MEMERINTAH DI ANTARA MUSUH

8
Ketika Kristus kembali ke surga setelah kebangkitannya, pada waktu itu ia tidak mulai memerintah sebagai Raja dari pemerintahan Allah. Akan tetapi, harus ada suatu masa menanti, seperti yang dijelaskan rasul Paulus: “Tetapi Ia [Kristus Yesus], setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya.” (Ibrani 10:12, 13) Ketika saatnya tiba bagi Kristus untuk mulai memerintah, Yehuwa mengatakan kepadanya: “Memerintahlah [atau menaklukkanlah] di antara musuhmu!”—Mazmur 110:1, 2, 5, 6.

9
Apakah kedengarannya aneh bahwa ada yang menjadi musuh dari pemerintahan Allah? Namun tidak semua orang ingin hidup di bawah suatu pemerintahan yang menuntut agar rakyatnya melakukan apa yang benar. Jadi setelah mengatakan bagaimana Yehuwa dan Putra-Nya akan mengambil alih pemerintahan dunia, Alkitab mengatakan, “semua bangsa telah marah.” (Wahyu 11:15, 17, 18) Bangsa-bangsa tidak menyambut kerajaan Allah, sebab Setan menyesatkan mereka untuk menentangnya.

10
Pada waktu pemerintahan Allah mulai berkuasa, Setan dan malaikat-malaikatnya masih berada di surga. Karena mereka menentang pemerintahan Kerajaan, segera pecah peperangan. Akibatnya, Setan dan malaikat-malaikatnya dilemparkan dari surga. Pada saat itu, suatu suara yang nyaring mengatakan: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya.” Ya, pemerintahan Allah mulai berkuasa! Dengan disingkirkannya Setan dan malaikat-malaikatnya dari surga, terdapat sukacita di sana. “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya,” kata Alkitab.—Wahyu 12:7-12.

11
Apakah masa ini juga suatu masa yang membawa bahagia bagi bumi? Tidak! Sebaliknya, timbul masa kesusahan terbesar yang pernah dialami dunia. Alkitab menceritakan kepada kita: “Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Wahyu 12:12) Jadi pokok penting yang perlu diingat adalah: Dengan mulainya kerajaan Allah memerintah tidak berarti perdamaian dan keamanan pada waktu itu juga di bumi. Perdamaian sejati akan datang kemudian pada waktu kerajaan Allah mengendalikan bumi ini sepenuhnya. Ini terjadi pada akhir dari ‘waktu yang singkat’ ketika Setan dan malaikat-malaikatnya akan dilenyapkan sehingga mereka tidak dapat menimbulkan kesusahan lagi bagi siapa pun.

12
Akan tetapi, kapan Setan dicampakkan dari surga, sehingga menimbulkan kesusahan di bumi untuk ‘waktu yang singkat’? Kapan pemerintahan Allah mulai berkuasa? Apakah Alkitab memberi jawaban? Kita mengharap demikian. Mengapa? Ya, karena lama sebelumnya Alkitab menubuatkan kapan Putra Allah akan muncul pertama kali sebagai manusia di bumi untuk menjadi Mesias. Sebenarnya, dengan tepat menunjuk kepada tahun ketika ia menjadi Mesias. Maka, bagaimana tentang kedatangan Mesias atau Kristus yang bahkan lebih penting, untuk memulai pemerintahan Kerajaannya? Tentu kita patut mengharap bahwa Alkitab juga memberi tahu kapan hal ini akan terjadi!

13
Akan tetapi, seseorang mungkin bertanya: ‘Di mana Alkitab memberi tahu di muka tentang tahun munculnya Mesias di bumi?’ Alkitab, dalam buku Daniel mengatakan: “Dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi [“Mesias,” NW], seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa [“tujuh sabat dan enam puluh dua sabat,” Klinkert],” atau seluruhnya 69 minggu [sabat]. (Daniel 9:25) Namun masa ini bukan 69 minggu aksara, yang hanya berjumlah 483 hari, atau satu tahun lebih sedikit, tetapi 69 minggu tahun, atau 483 tahun. (Bandingkan dengan Bilangan 14:34.) Perintah untuk memperbaiki dan membangun kembali tembok-tembok Yerusalem dikeluarkan pada tahun 455 S.M. (Nehemia 2:1-8) Jadi ke-69 minggu tahun ini berakhir 483 tahun kemudian, pada tahun 29 M. Pada tahun inilah Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis! Pada kesempatan itu ia dilantik dengan roh suci dan menjadi Mesias, atau Kristus.—Lukas 3:1, 2, 21-23.

SAATNYA
PEMERINTAHAN ALLAH MULAI BERKUASA

14
Maka, di mana Alkitab memberi tahu di muka tentang tahun mulainya Kristus memerintah sebagai raja dari pemerintahan Allah? Dalam buku Alkitab yang sama, yaitu Daniel. (Daniel 4:10-37) Di sana sebuah pohon raksasa, yang tingginya sampai ke langit dipakai untuk menggambarkan Raja Nebukadnezar dari Babel. Pada waktu itu ia menjadi penguasa manusiawi yang tertinggi. Namun, Raja Nebukadnezar dipaksa untuk mengakui bahwa suatu pribadi yang lebih tinggi sedang memerintah. Pribadi ini adalah “Yang Mahatinggi,” atau “Raja Sorga,” Allah Yehuwa. (Daniel 4:34, 37) Jadi dengan cara yang lebih penting, pohon yang tingginya sampai ke langit ini, kemudian menggambarkan pemerintahan Allah yang tertinggi, khususnya dalam hubungannya dengan bumi kita. Kekuasaan Yehuwa untuk suatu waktu dinyatakan melalui kerajaan yang didirikan-Nya atas bangsa Israel. Jadi raja-raja dari suku Yehuda yang memerintah atas orang-orang Israel dikatakan “duduk . . . di atas takhta yang ditetapkan TUHAN [Yehuwa].”—1 Tawarikh 29:23.

15
Alkitab menguraikan dalam Daniel pasal empat bahwa pohon yang tingginya sampai ke langit itu ditebang. Namun, tunggulnya dibiarkan, dan diikat dengan rantai dari besi dan tembaga. Hal ini mencegah tumbuhnya tunggul itu sampai tiba waktunya bagi Allah untuk menyingkirkan rantai-rantai itu dan membiarkannya tumbuh kembali. Akan tetapi, bagaimana dan kapan kekuasaan Allah ditebang?

16
Pada waktu belakangan, kerajaan Yehuda yang didirikan Yehuwa menjadi begitu rusak sehingga Ia mengizinkan Raja Nebukadnezar membinasakannya, menebangnya. Ini terjadi pada tahun 607 S.M. Pada waktu itu Zedekia, raja terakhir dari Yehuda yang duduk di atas takhta Yehuwa, diberi tahu: “Buangkanlah mahkotamu! . . . Inipun tidak akan tetap. Sampai ia datang yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu.”—Yehezkiel 21:25-27.

17
Jadi pemerintahan Allah, yang digambarkan dengan “pohon” itu ditebang pada tahun 607 S.M. Maka, pemerintahan untuk melambangkan kekuasaan Allah di bumi tidak ada lagi. Jadi, pada tahun 607 S.M. mulailah suatu jangka waktu yang belakangan disebut Kristus Yesus sebagai “zaman bangsa-bangsa,” “zaman orang kafir,” atau “masa yang ditetapkan bagi bangsa-bangsa.” (Lukas 21:24, Bode; NW) Selama “zaman” yang ditetapkan ini tidak ada suatu pemerintahan untuk mewakili kekuasaan Allah di bumi.

18
Apa yang akan terjadi pada akhir “zaman bangsa-bangsa” ini? Yehuwa akan memberi kuasa untuk memerintah kepada Pribadi “yang berhak atasnya.” Pribadi ini adalah Kristus Yesus. Jadi jika kita dapat mengetahui kapan “zaman bangsa-bangsa” ini berakhir, kita akan mengetahui kapan Kristus mulai memerintah sebagai raja.

19
Menurut Daniel pasal empat, “zaman” ini berlangsung “tujuh masa.” Daniel memperlihatkan bahwa akan ada “tujuh masa,” dan selama masa tersebut pemerintahan Allah, yang dilambangkan dengan “pohon” itu, tidak akan dijalankan di atas bumi. (Daniel 4:16, 23) Berapa lama “tujuh masa” ini?

20
Dalam Wahyu pasal 12, ayat 6 dan 14, kita belajar bahwa 1.260 hari sama dengan “satu masa dan dua masa dan setengah masa.” Jumlahnya 31/2 masa. Jadi “satu masa” sama dengan 360 hari. Karena itu, “tujuh masa” adalah 7 kali 360, atau 2.520 hari. Kini jika kita menghitung satu hari sebagai satu tahun, menurut aturan Alkitab, “tujuh masa” itu sama dengan 2.520 tahun.—Bilangan 14:34; Yehezkiel 4:6.

21
Kita telah belajar bahwa “zaman bangsa-bangsa” mulai pada tahun 607 S.M. Jadi dengan menghitung 2.520 tahun sejak tahun itu, kita sampai pada tahun 1914 M. Pada tahun itulah “zaman” yang ditetapkan ini berakhir. Jutaan orang yang masih hidup mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 1914. Pada tahun itu, Perang Dunia I memulai suatu masa kesusahan luar biasa yang telah berlangsung sampai zaman kita. Ini berarti bahwa Kristus Yesus mulai memerintah sebagai raja dari pemerintahan surgawi Allah pada tahun 1914. Selain itu, karena Kerajaan tersebut sudah mulai memerintah, betapa tepat waktunya bagi kita untuk berdoa agar Kerajaan itu ‘datang’ dan melenyapkan dari bumi sistem Setan yang jahat ini!—Matius 6:10; Daniel 2:44.

22
Namun seseorang mungkin bertanya: ‘Jika Kristus telah kembali untuk memerintah dalam kerajaan Bapanya, mengapa kita tidak melihat dia?’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar