"

Selasa, 16 Oktober 2012

Menjadi Rakyat dari Pemerintahan Allah







APAKAH SAUDARA INGIN hidup selama-lamanya di atas bumi di bawah pemerintahan Allah? Setiap orang yang berakal sehat akan menjawab, Ya! Manfaat-manfaat yang menakjubkan akan dinikmati. Akan tetapi, untuk memperolehnya saudara tidak cukup mengacungkan tangan dan mengatakan: ‘Aku ingin menjadi rakyat dari pemerintahan Allah.’ Lebih banyak yang diperlukan.

2
Sebagai contoh, saudara ingin menjadi warga negara dari suatu negara lain. Untuk itu, saudara harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh para penguasa dari pemerintahan negara tersebut. Akan tetapi, sebelum saudara dapat melakukan hal ini, saudara harus mempelajari apa syarat-syaratnya. Demikian pula, saudara perlu mempelajari apa yang Allah tuntut dari orang-orang yang ingin menjadi rakyat dari pemerintahan-Nya. Kemudian saudara perlu memenuhi syarat-syarat ini.

PENGETAHUAN
DIPERLUKAN

3
Salah satu syarat yang sangat penting untuk menjadi rakyat dari pemerintahan Allah adalah mengetahui “bahasa”nya. Hal ini tentu masuk akal. Beberapa pemerintahan manusia juga menuntut agar warga negaranya yang baru dapat berbicara bahasa negara itu. Maka, “bahasa” apa yang harus dipelajari oleh orang-orang yang akan menerima kehidupan di bawah pemerintahan Allah?

4
Perhatikan apa yang Yehuwa katakan tentang hal ini dalam Firman-Nya, Alkitab: “Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir [“bahasa,” NW] lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih [“bahasa yang murni,” NW], supaya sekaliannya memanggil nama TUHAN [Yehuwa, NW], beribadah kepadaNya dengan bahu-membahu.” (Zefanya 3:9) “Bahasa yang murni” ini adalah kebenaran tentang Allah yang terdapat dalam Alkitab. Khususnya, ini adalah kebenaran tentang pemerintahan Kerajaan Allah. Jadi untuk menjadi rakyat dari pemerintahan Allah, saudara harus mempelajari “bahasa” ini dengan mendapatkan pengetahuan tentang Yehuwa dan penyelenggaraan-Nya untuk suatu Kerajaan.—Kolose 1:9, 10; Amsal 2:1-5.

5
Dewasa ini beberapa pemerintahan manusia menuntut agar orang-orang yang mendapat kewarganegaraannya mengetahui sesuatu tentang sejarah pemerintahan mereka, maupun fakta-fakta tentang cara bekerjanya. Demikian pula, saudara harus mengetahui hal-hal demikian tentang pemerintahan Allah jika saudara hendak menjadi rakyatnya. Pengetahuan ini dapat membawa kepada hidup yang kekal. Dalam doa kepada Bapanya, Yesus mengatakan: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”—Yohanes 17:3.

6
Jika saudara telah mempelajari pasal-pasal sebelumnya dari buku ini, saudara sudah seharusnya memperoleh banyak dari pengetahuan yang sangat penting ini. Apakah memang demikian? Dapatkah saudara memperlihatkan hal ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berikut: Kapan Allah pertama kali menyebut tentang maksud-tujuan-Nya untuk suatu pemerintahan Kerajaan? Siapa antara lain dari hamba-hamba Allah yang mengharap untuk menjadi rakyatnya di bumi? Berapa banyak penguasa, atau raja, yang ada dalam pemerintahan Allah? Dari mana raja-raja ini akan memerintah? Siapa orang-orang yang pertama-tama dipilih untuk menjadi raja-raja dalam pemerintahan Allah? Bagaimana Yesus membuktikan bahwa ia akan menjadi seorang raja yang baik? Namun, untuk menjadi rakyat dari pemerintahan Allah, lebih banyak yang dituntut daripada sekedar memiliki pengetahuan tentangnya.

DITUNTUT
TINGKAH LAKU YANG BENAR

7
Pemerintahan-pemerintahan dewasa ini menuntut agar warga negara yang baru mengikuti suatu patokan tingkah laku tertentu. Misalnya, mereka mungkin akan mengatakan bahwa seorang pria hanya dapat mempunyai satu istri, dan seorang wanita hanya satu suami. Namun beberapa pemerintahan lain mempunyai hukum-hukum yang berbeda. Mereka mengizinkan warga negaranya mempunyai lebih dari satu teman hidup. Tingkah laku apa yang diharapkan dari orang-orang yang ingin menjadi rakyat dari pemerintahan Allah? Menurut Allah, bagaimana yang patut mengenai perkawinan?

8
Pada mulanya Yehuwa menentukan patokan untuk perkawinan ketika Ia memberi Adam hanya satu istri. Allah mengatakan: “Seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kejadian 2:21-24) Yesus menjelaskan bahwa hal ini adalah patokan yang patut bagi umat Kristen. (Matius 19:4-6) Karena pasangan-pasangan yang telah menikah menjadi “satu daging,” mereka tidak menghormati perkawinan jika mereka mengadakan hubungan seksual dengan orang lain. Perbuatan ini disebut zinah, dan Allah mengatakan bahwa Ia akan menghukum pezinah-pezinah.—Ibrani 13:4; Maleakhi 3:5.

9
Selain itu, banyak pasangan hidup bersama dan mengadakan hubungan seksual, tetapi mereka tidak menikah. Namun, Allah tidak menghendaki hubungan intim antara seorang pria dan wanita hanya sebagai percobaan saja. Jadi hidup bersama tanpa menikah adalah dosa terhadap Allah, yang membuat penyelenggaraan perkawinan. Ini disebut percabulan atau gendak. Perbuatan gendak adalah hubungan seksual dengan orang lain yang bukan teman hidup saudara. Alkitab mengatakan: “Karena inilah kehendak Allah: . . . yaitu supaya kamu menjauhi percabulan.” (1 Tesalonika 4:3-5) Jadi, seorang lajang yang mengadakan hubungan seksual dengan siapa pun, tidak dibenarkan.

10
Dewasa ini banyak pria dan wanita mengadakan hubungan seksual dengan orang-orang sejenisnya—pria dengan pria dan wanita dengan wanita. Orang-orang itu disebut homoseks. Kadang-kadang wanita-wanita yang homoseks disebut Lesbian. Akan tetapi, Firman Allah mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan itu salah, hal itu adalah “kemesuman.” (Roma 1:26, 27) Juga, seseorang yang mengadakan hubungan seksual dengan seekor binatang melanggar hukum Allah. (Imamat 18:23) Setiap orang yang ingin hidup di bawah pemerintahan Allah perlu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan amoral ini.

11
Minum anggur, bir atau minuman keras secukupnya tidak bertentangan dengan hukum Allah. Sebenarnya, Alkitab memperlihatkan bahwa sedikit anggur baik untuk kesehatan seseorang. (Mazmur 104:15; 1 Timotius 5:23) Akan tetapi, yang memang bertentangan dengan hukum Allah ialah menjadi mabuk, atau ikut dalam pesta-pesta liar tempat orang-orang melakukan hal-hal yang amoral. (Efesus 5:18; 1 Petrus 4:3, 4) Selain menggunakan minuman yang beralkohol untuk menjadi mabuk atau “high” [mendapatkan angan-angan yang indah], banyak orang dewasa ini menggunakan bermacam-macam narkotik untuk tujuan yang sama. Juga, demi kesenangan, mereka mungkin mengisap marihuana atau tembakau, sedangkan yang lain mengunyah buah pinang atau daun sirih. Akan tetapi, hal-hal ini membuat tubuh mereka tidak bersih dan merusak kesehatan mereka. Jadi jika saudara ingin menjadi rakyat dari pemerintahan Allah, saudara harus menjauhkan diri dari perkara-perkara yang merusak ini.—2 Korintus 7:1.

12
Pemerintahan-pemerintahan manusia tentu tidak menghendaki penjahat-penjahat sebagai warga negara mereka yang baru. Yehuwa bahkan mempunyai patokan yang lebih tinggi. Ia menuntut agar kita “melakukan diri kami di dalam segala perkara dengan sepatutnya.” (Ibrani 13:18, Bode) Orang-orang yang tidak menaati hukum-hukum Allah tidak akan diizinkan hidup di bawah kerajaan-Nya. Dewasa ini orang-orang sering pura-pura jujur, tetapi mereka melanggar banyak hukum. Namun, Allah dapat melihat segala sesuatu. Tidak seorang pun dapat memperdayakan Dia. (Ibrani 4:13; Amsal 15:3; Galatia 6:7, 8) Maka Yehuwa akan memperhatikan agar orang-orang yang melanggar hukum-hukum-Nya, seperti hukum-hukum yang melarang dusta dan pencurian, tidak menjadi rakyat dari pemerintahan-Nya. (Efesus 4:25, 28; Wahyu 21:8) Akan tetapi, Allah sabar dan suka mengampuni. Jadi apabila seorang yang berbuat salah menghentikan perbuatannya yang buruk dan berbalik melakukan apa yang baik, Allah akan menerima dia.—Yesaya 55:7.

13
Akan tetapi, bagaimana dengan menaati hukum-hukum pemerintahan manusia? Selama pemerintahan-pemerintahan manusia ada, Allah menuntut agar hamba-hamba-Nya tunduk kepada “pemerintahan yang di atasnya.” Pajak harus dibayar kepada mereka, meskipun pajak itu tinggi dan seseorang mungkin tidak setuju dengan caranya uang pajak itu digunakan. Juga hukum-hukum dari pemerintahan harus ditaati. (Roma 13:1, 7; Titus 3:1) Satu-satunya kekecualian adalah apabila ketaatan kepada hukum tersebut akan menyebabkan seseorang tidak taat kepada hukum Allah. Dalam hal itu, seperti yang dikatakan oleh Petrus dan rasul-rasul lain, “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”—Kisah 5:29.

14
Allah sangat menghargai kehidupan. Orang-orang yang ingin menjadi rakyat dari pemerintahan-Nya harus mengerti hal ini. Jelas sekali, pembunuhan bertentangan dengan hukum Allah. Akan tetapi, kebencian sering kali membuahkan pembunuhan, dan bahkan jika seseorang terus membenci sesamanya, orang itu tidak dapat menjadi rakyat dari pemerintahan Allah. (1 Yohanes 3:15) Maka penting untuk menerapkan apa yang dikatakan dalam Alkitab di Yesaya 2:4 mengenai tidak memakai senjata untuk membunuh sesama kita. Firman Allah memperlihatkan bahwa bahkan kehidupan seorang anak yang belum lahir, dalam rahim ibunya, berharga bagi Allah. (Keluaran 21:22, 23; Mazmur 127:3) Meskipun demikian, tiap tahun jutaan pengguguran kandungan dilakukan di seluruh dunia. Pembinasaan kehidupan ini bertentangan dengan hukum Allah, karena manusia di dalam rahim ibunya adalah orang yang hidup dan tidak boleh dimusnahkan.

15
Namun, lebih banyak yang dituntut dari orang-orang yang akan menjadi rakyat dari pemerintahan Allah, daripada sekedar tidak melakukan apa yang salah atau amoral. Mereka juga harus berusaha keras untuk berbuat baik dan melakukan hal-hal yang tidak mementingkan diri bagi orang-orang lain. Mereka harus hidup selaras dengan aturan saleh yang diberikan oleh Raja, Kristus Yesus: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Matius 7:12) Kristus memberikan teladan dalam memperlihatkan kasih kepada orang-orang lain. Ia bahkan menyerahkan kehidupannya demi umat manusia, dan memerintahkan para pengikutnya: “Supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku mengasihi kamu.” (Yohanes 13:34; 1 Yohanes 3:16) Kasih yang tidak mementingkan diri dan perhatian kepada orang-orang lain, inilah yang akan membuat kehidupan benar-benar menyenangkan di bawah pemerintahan kerajaan Allah.—Yakobus 2:8.

16
Alkitab menunjukkan bahwa orang-orang harus membuat perubahan-perubahan dalam kehidupan mereka untuk dapat memenuhi syarat-syarat sebagai rakyat dari pemerintahan Allah. (Efesus 4:20-24) Apakah saudara sedang berusaha membuat perubahan-perubahan ini? Usaha yang sebesar apa pun untuk ini pantas dikerahkan! Mengapa? Sebab saudara tidak bermaksud hanya untuk menikmati kehidupan yang lebih baik untuk beberapa tahun di bawah suatu pemerintahan manusia. Tidak, tetapi saudara akan mendapat kehidupan kekal dengan kesehatan yang sempurna di bumi firdaus di bawah pemerintahan yang dijalankan oleh Allah!

17
Bahkan sekarang, dengan memenuhi syarat-syarat Allah, saudara akan menikmati kehidupan yang lebih bahagia. Akan tetapi, saudara mungkin perlu membuat perubahan-perubahan. Ya, banyak, banyak orang yang dulunya suka membenci atau tamak telah berubah. Juga, orang-orang yang cabul, pezinah, homoseks, pemabuk, pembunuh, pencuri, pecandu narkotik dan orang-orang yang menggunakan tembakau telah mengubah cara hidup mereka. Mereka telah melakukan hal itu dengan usaha yang sungguh-sungguh dan dengan bantuan Allah. (1 Korintus 6:9-11; Kolose 3:5-9) Jadi jika saudara harus membuat perubahan-perubahan yang sulit untuk memenuhi syarat-syarat Allah, jangan menyerah. Saudara dapat melakukannya!

KELOYALAN
KEPADA PEMERINTAHAN ALLAH

18
Bahwa Allah Yehuwa menuntut rakyat-Nya untuk mendukung pemerintahan Kerajaan-Nya dengan loyal tidaklah mengherankan. Pemerintahan-pemerintahan manusia menuntut hal yang sama dari warga negaranya. Akan tetapi, dengan cara istimewa apa dukungan yang loyal diharapkan oleh Allah untuk kita berikan? Apakah supaya rakyat-Nya mengangkat senjata, berperang untuk kerajaan-Nya? Tidak. Sebaliknya, seperti Kristus Yesus dan para pengikutnya yang mula-mula, mereka harus menjadi juru bicara atau pemberita-pemberita yang loyal tentang kerajaan Allah. (Matius 4:17; 10:5-7; 24:14) Yehuwa ingin agar semua orang mengetahui apa kerajaan-Nya itu dan bagaimana kerajaan tersebut akan mengatasi problem umat manusia. Apakah saudara membagikan perkara-perkara yang telah saudara pelajari dari Firman Allah kepada sanak keluarga saudara, teman-teman dan orang-orang lain? Allah ingin agar saudara berbuat itu.—Roma 10:10; 1 Petrus 3:15.

19
Kristus dan para pengikutnya yang mula-mula membutuhkan keberanian untuk berbicara kepada orang-orang lain tentang Kerajaan, karena sering kali mereka harus menghadapi tentangan. (Kisah 5:41, 42) Halnya sama dewasa ini. Dunia yang dikuasai Iblis ini tidak ingin kabar baik tentang Kerajaan itu diberitakan. Jadi pertanyaan-pertanyaannya adalah: Bagaimana sikap saudara? Apakah saudara akan memberikan dukungan yang loyal kepada kerajaan Allah? Kehendak-Nya adalah agar suatu kesaksian yang besar tentang Kerajaan diberikan sebelum akhir itu tiba. Apakah saudara akan ikut memberikan kesaksian ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar