"

Rabu, 20 Februari 2013

Allah yang benar dan masa depan anda

Pasal
16

Allah
yang Benar dan Masa Depan Anda
”Di alam semesta yang misterius ini, Manusia dapat merasa pasti akan satu hal. Manusia sendiri pasti bukan wujud rohaniah paling mulia di Alam Semesta. . . . Ada suatu wujud di Alam Semesta yang secara rohaniah lebih mulia daripada Manusia sendiri. . . . Tujuan Manusia adalah mencari kerukunan dengan wujud di balik fenomena ini, dan mencarinya dengan maksud menyelaraskan dirinya dengan realitas rohaniah yang mutlak ini.”—An Historian’s Approach to Religion, oleh Arnold Toynbee.

SELAMA bagian terbesar dari enam ribu tahun terakhir, manusia telah mencari ”realitas rohaniah yang mutlak” itu dengan kadar semangat yang berbeda-beda. Setiap agama besar—Hinduisme, Islam, Buddhisme, Shinto, Konfusianisme, Taoisme, Yudaisme, Kristen, atau lainnya—mempunyai nama yang berbeda untuk ”realitas rohaniah yang mutlak” itu. Akan tetapi, Alkitab mengungkapkan bahwa realitas ini mempunyai nama, jenis kelamin, dan kepribadian—Yehuwa, Allah yang hidup. Allah yang tidak ada duanya ini berfirman kepada Kores Agung dari Persia, ”Akulah Yehuwa, dan tidak ada yang lain. Kecuali aku tidak ada Allah. . . . Akulah yang membuat bumi dan menciptakan manusia di atasnya.”—Yesaya 45:5, 12, 18; Mazmur 68:19, 20.

Yehuwa—Allah

Nubuat yang Dapat Diandalkan

2
Yehuwa adalah tujuan akhir yang sejati dalam pencarian manusia akan Allah. Yehuwa telah menyingkapkan diri-Nya sebagai Allah nubuat, yang sejak awal bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada akhirnya. Ia berfirman melalui nabi Yesaya, ”Ingatlah akan hal-hal yang pertama di masa lampau, bahwa akulah Pribadi Ilahi dan tidak ada Allah lain, atau satu pribadi pun yang seperti aku; Pribadi yang sejak awal memberitahukan kesudahannya, dan dari masa lampau, hal-hal yang belum terlaksana; Pribadi yang mengatakan, ’Rancanganku akan tetap bertahan, dan segala sesuatu yang aku sukai akan kulakukan’; . . . Aku telah mengatakannya; aku juga akan mewujudkannya. Aku telah membentuknya, aku juga akan melakukannya.”—Yesaya 46:9-11; 55:10, 11.

3
Dari Allah nubuat yang begitu dapat diandalkan ini kita bisa mengetahui apa yang bakal terjadi atas sistem agama-agama yang terpecah belah di dunia. Kita juga dapat meramalkan masa depan organisasi-organisasi politik yang kuat, yang tampaknya mengendalikan nasib dunia. Selain itu, kita dapat mengetahui sebelumnya apa akhir bagi Setan, ”allah sistem ini”, yang ”membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya” melalui banyak sekali agama yang telah menjauhkan manusia dari Allah yang benar, Yehuwa. Nah, mengapa Setan membutakan pikiran orang-orang? Yaitu, agar ”penerangan dari kabar baik yang mulia mengenai Kristus, yang adalah gambar Allah, tidak dapat menembus”.—2 Korintus 4:3, 4; 1 Yohanes 5:19.

4
Kita juga dapat mengetahui apa yang akan terjadi setelah kejadian-kejadian yang dinubuatkan ini. Bagaimana keadaan bumi pada akhirnya nanti? Tercemar? Rusak? Gundul? Atau, apakah bumi dan umat manusia akan diperbarui? Sebagaimana akan kita lihat, Alkitab menjawab semua pertanyaan ini. Akan tetapi, pertama-tama baiklah kita mengarahkan perhatian pada kejadian-kejadian yang sebentar lagi terjadi.

Menyingkap

”Babilon Besar”

5
Pada tahun 96 M, rasul Yohanes yang berada di Pulau Patmos mendapat penyingkapan, yang dilestarikan dalam Alkitab dengan nama Penyingkapan, atau Wahyu. Buku ini memberikan gambaran yang hidup tentang kejadian-kejadian besar yang akan terjadi pada akhir zaman, yaitu masa yang, menurut bukti Alkitab, telah dijalani manusia sejak 1914. Salah satu gambaran yang Yohanes lihat itu berupa seorang sundal yang dandanannya mencolok dan tingkahnya tidak sopan, yang disebut ”Babilon Besar, ibu para sundal dan ibu dari perkara-perkara yang menjijikkan di bumi”. Bagaimana kondisinya? ”Aku melihat bahwa wanita itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.”—Penyingkapan 17:5, 6.

6
Siapa yang digambarkan oleh wanita ini? Kita tidak perlu menebak-nebak identitasnya. Melalui suatu proses eliminasi, identitasnya bisa tersingkap. Dalam penglihatan yang sama, Yohanes mendengar seorang malaikat berkata, ”Mari, aku akan memperlihatkan kepadamu penghakiman atas sundal besar yang duduk di atas air yang banyak; dengan dialah raja-raja di bumi melakukan percabulan, sedangkan mereka yang mendiami bumi menjadi mabuk oleh anggur percabulannya.” Jika raja-raja, atau para penguasa, di bumi berbuat cabul dengannya, berarti sundal itu tidak mungkin menggambarkan unsur politik yang berkuasa di dunia.—Penyingkapan 17:1, 2, 18.

7
Catatan yang sama memberi tahu kita bahwa ”para saudagar keliling di bumi menjadi kaya karena kuasa kemewahan [sundal itu] yang tidak bermalu”. Karena itu, Babilon Besar tidak mungkin menggambarkan unsur perdagangan, atau ”para saudagar”, di dunia. Namun, ayat terilham itu mengatakan, ”Air yang engkau lihat, tempat sundal itu duduk, berarti berbagai umat dan kumpulan orang dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa.” Unsur utama lain apa yang masih tersisa dalam sistem dunia ini, yang cocok dengan uraian tentang seorang sundal simbolis yang berbuat cabul dengan para penguasa politik, berdagang dengan dunia usaha, dan dengan megahnya menduduki umat, kumpulan orang, bangsa, dan bahasa? Unsur ini adalah agama palsu dengan rupa-rupa samarannya!—Penyingkapan 17:15; 18:2, 3.

8
Identitas Babilon Besar ini diteguhkan sewaktu seorang malaikat menyatakan hukuman untuknya, ’sebab oleh praktek spiritismenya semua bangsa disesatkan’. (Penyingkapan 18:23) Segala bentuk spiritisme bersifat keagamaan dan didalangi oleh hantu-hantu. (Ulangan 18:10-12) Jadi, Babilon Besar pasti melambangkan suatu badan agama. Bukti Alkitab memperlihatkan bahwa ia adalah imperium agama palsu sedunia milik Setan, yaitu semua agama yang dikembangkan oleh Setan dalam pikiran manusia untuk mengalihkan perhatian mereka dari Allah yang benar, Yehuwa.—Yohanes 8:44-47; 2 Korintus 11:13-15; Penyingkapan 21:8; 22:15.

9
Seperti telah kita lihat dalam seluruh buku ini, ada unsur-unsur yang sama dalam jalinan agama-agama dunia yang kacau. Banyak agama didasarkan atas mitos. Hampir semua agama terjalin oleh suatu bentuk kepercayaan akan jiwa manusia yang konon tidak berkematian dan pergi ke alam baka atau pindah ke makhluk lain. Banyak agama memiliki kepercayaan yang sama akan neraka, sebutan untuk suatu tempat siksaan yang mengerikan. Agama-agama lain terjalin oleh kepercayaan kafir kuno kepada dewa-dewi tiga serangkai, tritunggal, dan dewi bunda. Karena itu, tepatlah jika mereka semua dikelompokkan di bawah satu simbol berupa sundal ”Babilon Besar”.—Penyingkapan 17:5.

Saat

untuk Lari dari Agama Palsu

10
Menurut nubuat Alkitab, bagaimana nasib akhir si sundal sedunia itu? Buku Penyingkapan dengan kata-kata lambang menggambarkan kebinasaan sundal itu di tangan unsur-unsur politik. Unsur-unsur ini dilambangkan oleh ”kesepuluh tanduk” yang mendukung Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu ”seekor binatang buas berwarna merah marak” yang adalah patung sistem politik yang bernoda darah milik Setan.—Penyingkapan 16:2; 17:3-16.

11
Kebinasaan imperium agama palsu sedunia milik Setan ini terjadi karena Allah menjatuhkan hukuman atas agama-agama ini. Mereka terbukti bersalah melakukan percabulan rohani, yaitu bersekongkol dengan dan mendukung kekasih gelap politis mereka yang bersifat menindas. Gaun agama palsu telah bernoda darah orang yang tidak bersalah karena agama palsu dengan semangat patriotik telah ikut-ikutan dalam peperangan kelompok penguasa elite di setiap bangsa. Maka, Yehuwa menggerakkan unsur-unsur politik untuk melaksanakan kehendak-Nya terhadap Babilon Besar dan menghancurkannya.—Penyingkapan 17:16-18.

12
Karena seperti itulah masa depan agama-agama dunia, apa yang harus Anda lakukan? Jawabannya terdapat dalam kata-kata dari surga yang Yohanes dengar, ”Hai, umatku, keluarlah dari dalamnya, jika kamu tidak ingin mengambil bagian bersama dia dalam dosa-dosanya, dan jika kamu tidak ingin menerima bagian dari tulah-tulahnya. Karena dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat tindakan-tindakan ketidakadilannya.” Jadi, sekaranglah waktunya untuk menaati perintah malaikat itu agar keluar dari imperium agama palsu Setan dan bergabung dengan ibadat sejati Yehuwa. (Lihat kotak, halaman 377.)—Penyingkapan 17:17; 18:4, 5; bandingkan Yeremia 2:34; 51:12, 13.

Armagedon

Sudah Dekat

13
Penyingkapan menyatakan bahwa ”dalam satu hari tulah-tulahnya akan datang, kematian dan perkabungan dan bala kelaparan, dan dia akan dibakar habis dengan api”. Berdasarkan petunjuk-petunjuk dari nubuat Alkitab, ”satu hari” itu, atau pelaksanaan penghukuman secepat kilat itu, sekarang sudah dekat. Bahkan, dengan kebinasaan Babilon Besar ini dimulailah periode ”kesengsaraan besar” yang akan memuncak dalam ”perang pada hari besar Allah Yang Mahakuasa . . . Har–Magedon”. Dalam perang, atau pertempuran, Armagedon ini sistem politik Setan akan dikalahkan dan Setan akan dicampakkan ke jurang yang tidak terduga dalamnya. Lalu, tibalah masanya untuk dunia baru yang adil-benar!—Penyingkapan 16:14-16; 18:7, 8; 21:1-4; Matius 24:20-22.

14
Suatu nubuat Alkitab lain yang luar biasa sudah akan digenapi di depan mata kita. Rasul Paulus menubuatkan dan memperingatkan, ”Saudara-saudara, tentang masa dan musim, tidak ada yang perlu dituliskan kepadamu. Sebab kamu sendiri tahu benar bahwa hari Yehuwa akan datang seperti pencuri pada waktu malam. Apabila mereka sedang mengatakan, ’Perdamaian dan keamanan!’ maka tiba-tiba kebinasaan menimpa mereka dalam sekejap, sama seperti sengat penderitaan menimpa seorang wanita yang sedang hamil; dan mereka pasti tidak akan luput.”—1 Tesalonika 5:1-3.

15
Bangsa-bangsa yang tadinya bertikai dan saling mencurigai sekarang tampaknya sedang bergerak dengan hati-hati menuju suatu situasi yang memungkinkan mereka mengumumkan perdamaian dan keamanan dunia. Dengan demikian, kita mempunyai petunjuk lain lagi bahwa hari penghukuman Yehuwa atas agama palsu, bangsa-bangsa, dan penguasa mereka, Setan, sudah dekat.—Zefanya 2:3; 3:8, 9; Penyingkapan 20:1-3.

16
Cara hidup jutaan orang dewasa ini menunjukkan bahwa seolah-olah nilai-nilai jasmani saja yang berharga dan langgeng. Namun, apa yang ditawarkan dunia yang bejat ini tidak berbobot dan umurnya pendek. Itulah sebabnya nasihat Yohanes begitu tepat, ”Jangan mengasihi dunia maupun perkara-perkara yang ada di dunia. Jika seseorang mengasihi dunia, kasih akan Bapak tidak ada dalam dirinya; karena segala sesuatu yang ada di dunia—keinginan daging, keinginan mata, dan pameran sarana kehidupan seseorang—tidak berasal dari Bapak, tetapi berasal dari dunia. Selanjutnya, dunia ini sedang berlalu, demikian pula keinginannya, tetapi ia yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup untuk selamanya.” Tentu, Anda lebih suka hidup selamanya, bukan?—1 Yohanes 2:15-17.

Dunia

Baru yang Dijanjikan

17
Karena Allah akan menghukum dunia melalui Kristus Yesus, apa yang terjadi selanjutnya? Lama berselang, dalam Kitab-Kitab Ibrani, Allah menubuatkan bahwa Ia akan melaksanakan maksud-tujuan-Nya yang semula bagi umat manusia di bumi ini, yaitu agar satu keluarga besar manusia yang taat menikmati kehidupan sempurna dalam firdaus di bumi. Upaya Setan untuk menggagalkan maksud-tujuan itu tidak membatalkan janji Allah. Maka, Raja Daud dapat menulis, ”Karena para pelaku kejahatan akan dimusnahkan, tetapi orang-orang yang berharap kepada Yehuwa adalah yang akan memiliki bumi. Dan hanya sedikit waktu lagi, orang fasik tidak akan ada lagi . . . Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”—Mazmur 37:9-11, 29; Yohanes 5:21-30.

18
Bagaimana keadaan bumi pada waktu itu? Tercemar seluruhnya? Habis terbakar? Gundul? Sama sekali tidak! Yehuwa semula bermaksud agar bumi menjadi taman firdaus yang bersih dan seimbang. Meski manusia merusak bumi, potensi bumi untuk menjadi firdaus masih ada. Dan, Yehuwa telah berjanji bahwa Ia akan ”membinasakan orang-orang yang sedang membinasakan bumi”. Nah, pada abad ke-20 situasi bumi bisa dikatakan benar-benar menuju kebinasaan, maka ada alasan yang kuat untuk percaya bahwa tidak lama lagi Yehuwa akan mengambil tindakan untuk melindungi milik-Nya, ciptaan-Nya.—Penyingkapan 11:18; Kejadian 1:27, 28.

19
Perubahan ini tak lama lagi akan terjadi di bawah tatanan Allah, yakni ”langit baru dan bumi baru”. Ini bukan berarti langit jasmani baru dan planet baru, melainkan suatu pemerintahan rohani baru atas bumi yang diperbarui yang dihuni oleh masyarakat manusia yang diperbarui. Dalam dunia baru itu, tidak akan ada lagi eksploitasi atas sesama manusia ataupun binatang. Tidak akan ada kekerasan ataupun pertumpahan darah. Tidak akan ada masalah tunawisma, kelaparan, atau penindasan.—Penyingkapan 21:1; 2 Petrus 3:13.

20
Firman Allah menyatakan, ”’Mereka akan membangun rumah dan menghuninya; dan mereka akan membuat kebun anggur dan memakan buahnya. Mereka tidak akan membangun dan orang lain yang menghuni; mereka tidak akan menanam dan orang lain yang makan. Karena umur umatku akan seperti umur pohon; dan orang-orang pilihanku akan menggunakan sepenuhnya hasil karya tangan mereka. . . . Serigala dan anak domba akan makan bersama-sama, dan singa akan makan jerami seperti lembu; dan mengenai ular, debu akan menjadi makanannya. Mereka tidak akan melakukan apa pun yang membawa celaka atau yang menimbulkan kerusakan di seluruh gunung kudusku,’ kata Yehuwa.”—Yesaya 65:17-25.

Dasar

bagi Dunia Baru

21
Anda barangkali bertanya, ’Bagaimana mungkin semua ini terjadi?’ Mungkin saja, karena ’sebelum zaman yang telah lama berlalu, Allah yang tidak dapat berdusta telah menjanjikan’ bahwa umat manusia akan dipulihkan dan menikmati kehidupan kekal dalam kesempurnaan. Dan, dasar bagi harapan ini dinyatakan oleh rasul Petrus dalam suratnya yang pertama kepada rekan Kristennya yang terurap, ”Diagungkanlah Allah dan Bapak dari Tuan kita, Yesus Kristus, karena berdasarkan belas kasihannya yang besar kita dilahirkan kembali kepada harapan yang hidup, melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada warisan yang tidak fana dan tidak tercemar dan yang tidak akan pudar.”—Titus 1:1, 2; 1 Petrus 1:3, 4.

22
Kebangkitan Yesus Kristus adalah dasar bagi harapan akan dunia baru yang adil-benar karena ia telah dilantik Allah untuk memerintah dari surga atas bumi yang telah dibersihkan. Paulus juga menekankan betapa pentingnya kebangkitan Kristus ketika ia menulis, ”Tetapi sekarang Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai buah sulung dari antara orang-orang yang telah tidur dalam kematian. Karena, mengingat kematian datang melalui seorang manusia, kebangkitan orang mati juga melalui seorang manusia. Karena sebagaimana semua manusia mati sehubungan dengan Adam, demikian juga semua manusia akan dihidupkan sehubungan dengan Kristus.”—1 Korintus 15:20-22.

23
Kematian Kristus sebagai korban tebusan yang sepadan dan kebangkitannya adalah dasar bagi harapan akan ”langit baru”, yakni pemerintahan Kerajaan, serta harapan akan ”bumi baru”, yakni suatu keluarga manusia yang telah ditransformasi, atau diperbarui. Kebangkitannya juga memberikan dorongan bagi kegiatan pengabaran dan pengajaran yang dilaksanakan oleh rasul-rasulnya yang setia. Catatan Injil memberi tahu kita, ”Akan tetapi, kesebelas murid itu pergi ke Galilea ke gunung, tempat yang telah Yesus [yang sudah dibangkitkan] tetapkan bagi mereka, dan ketika mereka melihat dia mereka sujud, tetapi beberapa ragu-ragu. Dan Yesus datang mendekat dan berbicara kepada mereka, dengan mengatakan, ’Semua wewenang di surga dan di bumi telah diberikan kepadaku. Karena itu pergilah dan buatlah orang-orang dari segala bangsa menjadi murid, baptislah mereka dengan nama Bapak dan Putra dan roh kudus, ajarlah mereka untuk menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu. Dan, lihat! aku menyertai kamu sepanjang masa sampai penutup sistem ini.’”—Matius 19:28, 29; 28:16-20; 1 Timotius 2:6.

24
Kebangkitan Yesus juga menjamin terwujudnya berkat lain bagi umat manusia—kebangkitan orang mati. Dibangkitkannya Lazarus dari antara orang mati oleh Yesus merupakan bukti akan adanya kebangkitan bagi lebih banyak orang di masa depan. (Lihat halaman 248-50.) Yesus berkata, ”Janganlah heran akan hal ini, karena jamnya akan tiba ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suaranya lalu keluar, mereka yang melakukan perkara-perkara baik kepada kebangkitan kehidupan, mereka yang mempraktekkan perkara-perkara keji kepada kebangkitan penghakiman.”—Yohanes 5:28, 29; 11:39-44; Kisah 17:30, 31.

25
Betapa senangnya menyambut kembali orang-orang yang kita kasihi, mungkin satu generasi menyambut generasi sebelumnya! Di dunia baru nanti, setiap orang dapat memutuskan di bawah kondisi yang sempurna apakah ia akan menyembah Allah yang benar, Yehuwa, atau menentang-Nya dan kehilangan nyawa. Ya, di dunia baru, hanya akan ada satu agama, satu bentuk ibadat. Semua pujian akan ditujukan kepada Pencipta yang pengasih, dan setiap manusia yang taat akan menggemakan kata-kata pemazmur, ”Aku akan meninggikan engkau, oh, Allahku, sang Raja, dan aku akan mengagungkan namamu sampai waktu yang tidak tertentu, bahkan selama-lamanya. . . . Yehuwa itu agung dan patut sekali dipuji, dan kebesarannya tidak terselidiki.”—Mazmur 145:1-3; Penyingkapan 20:7-10.

26
Setelah Anda membandingkan agama-agama besar dunia, kami mengundang Anda untuk mendalami Firman Allah, Alkitab, yang menjadi dasar kepercayaan Saksi-Saksi Yehuwa. Buktikan sendiri bahwa Allah yang benar dapat ditemukan. Entah Anda pemeluk Hinduisme, Islam, Buddhisme, Shinto, Konfusianisme, Taoisme, Yudaisme, Kristen, atau lainnya, sekaranglah waktunya untuk memeriksa hubungan Anda dengan Allah yang benar dan yang hidup. Mungkin agama Anda sekarang ditentukan oleh tempat kelahiran Anda, yang di luar kendali Anda. Namun, tentu tidak ada ruginya untuk menyelidiki apa yang Alkitab katakan tentang Allah. Malah, ini adalah kesempatan emas bagi Anda untuk benar-benar mengetahui maksud-tujuan Allah Yang Berdaulat bagi bumi ini dan umat manusia. Ya, pencarian Anda yang sungguh-sungguh akan Allah yang benar dapat terpenuhi dengan mempelajari Alkitab bersama utusan-utusan Yehuwa, Saksi-Saksi-Nya, yang mengantarkan buku ini kepada Anda.

27
Pasti Yesus tidak asal mengatakan, ”Teruslah minta, dan itu akan diberikan kepadamu; teruslah cari, dan kamu akan menemukan; teruslah ketuk, dan itu akan dibukakan bagimu.” Anda bisa termasuk di antara orang yang menemukan Allah yang benar jika Anda mengindahkan pesan nabi Yesaya, ”Hai, kamu sekalian, carilah Yehuwa sementara ia dapat ditemui. Berserulah kepadanya sementara ia dekat. Biarlah orang yang fasik meninggalkan jalannya, dan orang yang suka mencelakakan meninggalkan niatnya; dan biarlah dia kembali kepada Yehuwa, yang akan berbelaskasihan kepadanya, dan kepada Allah kita, karena ia akan memberi ampun dengan limpah.”—Matius 7:7; Yesaya 55:6, 7.

28
Jika Anda sedang mencari-cari Allah yang benar, jangan ragu-ragu untuk menghubungi Saksi-Saksi Yehuwa. Dengan senang hati dan tanpa bayaran mereka akan membantu Anda lebih mengenal sang Bapak dan kehendak-Nya selagi masih ada waktu.—Zefanya 2:3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar