"

Minggu, 21 Oktober 2012

Kebangkitan----Bagi siapa ,dan dimana ?









Pasal
20

Kebangkitan—Bagi
Siapa, dan di Mana?

HAMBA-HAMBA ALLAH sepanjang zaman percaya kebangkitan. Tentang Abraham, yang hidup 2.000 tahun sebelum Yesus dilahirkan sebagai manusia, Alkitab berkata: “Ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang [putranya, Ishak] sekalipun dari antara orang mati.” (Ibrani 11:17-19) Belakangan Ayub, hamba Allah bertanya: “Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?” Sebagai jawaban atas pertanyaannya sendiri, Ayub berkata kepada Allah: “Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut.” Dengan demikian ia menunjukkan bahwa ia mempercayai kebangkitan.—Ayub 14:14, 15.

2
Ketika Kristus Yesus ada di bumi, ia menjelaskan: “Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan [Yehuwa] disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” (Lukas 20:37, 38) Dalam Alkitab Yunani Kristen kata “kebangkitan” dipakai lebih dari 40 kali. Ya, kebangkitan orang-orang mati adalah salah satu ajaran utama dari Alkitab.—Ibrani 6:1, 2.

3
Marta seorang sahabat Yesus. Ketika Lazarus, saudara laki-laki Marta, meninggal, Marta memperlihatkan iman mengenai kebangkitan. Mendengar bahwa Yesus datang, Marta berlari menemui dia. “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati,” katanya. Melihat kesedihannya, Yesus menghiburnya dengan kata-kata: “Saudaramu akan bangkit.” Marta menjawab: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”—Yohanes 11:17-24.

4
Iman Marta mengenai kebangkitan didasarkan atas alasan yang kuat. Ia tahu, misalnya, bahwa bertahun-tahun sebelumnya, dengan kuasa Allah, nabi-nabi Allah, Elia dan Elisa, masing-masing membangkitkan seorang anak. (1 Raja 17:17-24; 2 Raja 4:32-37) Ia tahu bahwa seorang pria hidup kembali ketika mayatnya dilempar ke dalam jurang dan menyentuh tulang-tulang dari Elisa yang telah meninggal. (2 Raja 13:20, 21) Akan tetapi, apa yang paling menguatkan imannya mengenai kebangkitan adalah hal-hal yang Yesus sendiri telah ajarkan dan lakukan.

5
Boleh jadi Marta ada di Yerusalem kurang dari dua tahun sebelumnya, ketika Yesus menyebut tentang peranannya dalam membangkitkan orang mati. Yesus berkata: “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, dan . . . akan keluar.”—Yohanes 5:21, 28, 29.

read more
6
Sebelum Yesus mengucapkan kata-kata tersebut, tidak ada catatan Alkitab bahwa ia telah membangkitkan seseorang. Akan tetapi, tidak lama setelah itu ia menghidupkan kembali seorang pemuda, putra seorang janda di kota Nain. Berita tentang hal ini sampai ke daerah selatan di Yudea, sehingga Marta pasti mendengar tentang hal itu. (Lukas 7:11-17) Belakangan, Marta pasti juga mendengar apa yang terjadi dekat Laut Galilea di rumah Yairus. Anak perempuannya berumur 12 tahun sakit parah dan meninggal. Akan tetapi, ketika Yesus datang ke rumah Yairus, ia mendekati anak yang mati itu, dan berkata: “Hai anak bangunlah!” Dan ia pun bangun!—Lukas 8:40-56.

7
Meskipun demikian Marta tidak berharap bahwa Yesus akan membangkitkan saudaranya pada waktu itu. Itu sebabnya ia berkata: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Akan tetapi, untuk mengesankan dalam diri Marta tentang peranan Yesus dalam membangkitkan orang mati, Yesus berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya.” Setelah itu Yesus segera dibawa ke kuburan tempat Lazarus dibaringkan. “Lazarus, marilah ke luar!” serunya. Dan Lazarus, yang telah mati selama empat hari, keluar!—Yohanes 11:24-26, 38-44.

8
Beberapa minggu kemudian Yesus sendiri dibunuh dan dikuburkan. Akan tetapi, dia hanya berada di sana tidak sampai tiga hari. Rasul Petrus menjelaskan alasannya, dengan mengatakan: “Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.” Para pemimpin agama tidak dapat menghalangi Putra Allah keluar dari kuburan. (Kisah 2:32; Matius 27:62-66; 28:1-7) Tidak diragukan lagi, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, karena setelah itu ia menampakkan diri dalam keadaan hidup kepada banyak dari antara murid-muridnya, pernah kepada kira-kira 500 dari antara mereka. (1 Korintus 15:3-8) Demikian teguh keyakinan murid-murid Yesus mengenai kebangkitan sehingga demi melayani Allah mereka rela bahkan mati.

9
Bukti lebih jauh bahwa orang yang mati dapat dibangkitkan, diberikan belakangan melalui rasul Petrus dan rasul Paulus. Yang pertama, Petrus membangkitkan Tabita, yang juga dipanggil Dorkas, dari kota Yope. (Kisah 9:36-42) Kemudian Paulus menghidupkan kembali Eutikhus yang masih muda, yang meninggal karena terjatuh dari jendela tingkat tiga pada waktu Paulus sedang berkhotbah. (Kisah 20:7-12) Pasti kesembilan kebangkitan ini yang dicatat dalam Alkitab memberikan bukti kuat bahwa orang mati dapat dihidupkan kembali!

SIAPA
YANG AKAN DIBANGKITKAN?

10
Pada mulanya, Allah tidak bermaksud untuk membangkitkan siapa pun juga, karena seandainya Adam dan Hawa tetap setia tidak satu orang pun harus mati. Akan tetapi, kemudian dosa Adam mengakibatkan ketidaksempurnaan dan kematian atas semua orang. (Roma 5:12) Jadi untuk memungkinkan anak-anak Adam menikmati hidup kekal, Allah Yehuwa menyelenggarakan kebangkitan. Namun, apa yang menentukan apakah seseorang dibangkitkan atau tidak?

11
Alkitab menjelaskan: “Akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar.” (Kisah 24:15) Hal ini mungkin mengherankan beberapa orang. ‘Mengapa “orang-orang yang tidak benar” dihidupkan kembali?’ mungkin mereka berpikir. Apa yang terjadi ketika Yesus tergantung pada tiang siksaan akan membantu menjawab pertanyaan ini.

12
Orang-orang yang ada di sebelah Yesus adalah penjahat-penjahat. Salah satu dari antara mereka baru saja melontarkan hinaan kepadanya, dengan mengatakan: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!” Akan tetapi, penjahat yang satunya percaya kepada Yesus. Ia berpaling kepadanya dan berkata: “Ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Mendengar itu, Yesus berjanji: “Sesungguhnya aku berkata kepadamu hari ini, Engkau akan bersama-sama dengan aku di dalam Firdaus.”—Lukas 23:39-43, NW.

13
Namun, apa yang Yesus maksudkan ketika ia mengatakan: “Engkau akan bersama-sama dengan aku di dalam Firdaus”? Di mana tempat Firdaus ini? Nah, di mana firdaus yang Allah ciptakan pada mulanya? Di bumi, bukan? Allah menaruh pasangan manusia pertama dalam firdaus yang indah yang disebut taman Eden. Jadi apabila kita membaca bahwa bekas penjahat ini akan ada dalam Firdaus, hendaknya kita membayangkan dalam pikiran kita bumi ini yang telah diperindah sebagai tempat tinggal, karena kata “firdaus” berarti “kebun” atau “taman.”—Kejadian 2:8, 9.

14
Tentu saja Kristus Yesus tidak akan berada di bumi ini bersama bekas penjahat itu. Tidak, Yesus akan ada di surga, memerintah sebagai raja atas Firdaus di bumi. Jadi ia akan ada bersama orang itu dalam arti bahwa Ia akan membangkitkannya dari antara orang mati dan memperhatikan kebutuhannya, baik jasmani maupun rohani. Akan tetapi, mengapa Yesus mau mengizinkan seorang yang pernah menjadi penjahat untuk hidup dalam Firdaus?

15
Memang orang ini melakukan perkara-perkara buruk. Ia “tidak benar.” Lagi pula, ia tidak mengetahui kehendak Allah. Akan tetapi, apakah ia akan menjadi penjahat andai kata ia mengetahui maksud-tujuan Allah? Untuk memastikannya, Yesus akan membangkitkan orang yang tidak benar ini, maupun ribuan juta orang lain yang mati tanpa mengetahui kehendak Allah. Misalnya, di abad-abad yang lampau banyak orang yang mati. Tadinya mereka tidak dapat membaca dan belum pernah melihat Alkitab. Akan tetapi, mereka akan dibangkitkan dari Sheol, atau Hades. Kemudian, dalam bumi firdaus, mereka akan diajar kehendak Allah, dan akan ada kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka memang benar-benar mengasihi Allah dengan melakukan kehendak-Nya.

16
Ini tidak berarti bahwa semua orang akan mendapat kebangkitan. Alkitab menunjukkan bahwa Yudas Iskariot, yang mengkhianati Yesus, tidak akan dibangkitkan. Karena berbuat jahat dengan sengaja, Yudas disebut “anak kebinasaan.” (Yohanes 17:12, Bode) Ia pergi ke Gehenna kiasan. Dari situ tidak akan ada kebangkitan. (Matius 23:33) Orang-orang yang dengan sengaja melakukan apa yang jahat setelah mengetahui kehendak Allah, bisa jadi berdosa terhadap roh suci. Allah tidak akan membangkitkan orang-orang yang berdosa terhadap roh suci-Nya. (Matius 12:32; Ibrani 6:4-6; 10:26, 27) Namun, karena Allah adalah Hakim, tidak ada alasan bagi kita untuk mencoba mencari tahu apakah seseorang yang jahat di masa lalu atau pada zaman modern akan dibangkitkan atau tidak. Allah tahu siapa yang ada dalam Hades dan siapa dalam Gehenna. Mengenai diri kita, sepatutnyalah kita berusaha sedapat mungkin untuk menjadi orang-orang yang diinginkan Allah dalam sistem baru-Nya.—Lukas 13:24, 29.

17
Kenyataan menunjukkan, tidak semua orang yang menerima hidup kekal perlu dibangkitkan. Banyak hamba Allah yang kini hidup dalam “hari-hari terakhir” dari sistem ini akan selamat melampaui Armagedon. Kemudian, sebagai bagian dari ‘bumi baru’ yang benar, mereka tidak perlu mati. Apa yang dikatakan oleh Yesus kepada Marta dapat tergenap secara aksara pada diri mereka: “Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya.”—Yohanes 11:26; 2 Timotius 3:1.

18
Siapa “orang-orang yang benar” yang akan dibangkitkan? Antara lain hamba-hamba Allah yang setia yang hidup sebelum Kristus Yesus datang ke bumi. Banyak dari orang-orang ini disebut namanya dalam Ibrani pasal 11. Mereka tidak berharap untuk pergi ke surga, tetapi berharap untuk hidup kembali di bumi ini. Juga di antara “orang-orang yang benar” yang akan dibangkitkan termasuk hamba-hamba Allah yang setia yang telah mati pada tahun-tahun belakangan ini. Allah akan memperhatikan sehingga harapan mereka untuk hidup kekal di bumi ini, terwujud dengan membangkitkan mereka dari antara orang mati.

DIBANGKITKAN
DI MANA DAN KAPAN

19
Kristus Yesus disebut sebagai “yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati.” (Kisah 26:23) Ini berarti bahwa ia adalah orang pertama yang dibangkitkan dari antara orang-orang yang tidak perlu mati lagi. Juga ia adalah orang pertama yang dibangkitkan sebagai makhluk roh. (1 Petrus 3:18) Akan tetapi, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa akan ada orang-orang lain: “Tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya.” (1 Korintus 15:20-23) Jadi dalam kebangkitan, beberapa orang akan dibangkitkan mendahului yang lain.

20
‘Mereka yang menjadi milik Kristus’ adalah 144.000 murid yang setia yang dipilih untuk memerintah bersama dia dalam Kerajaan itu. Tentang kebangkitan surgawi mereka, Alkitab berkata: “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan . . . memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”—Wahyu 20:6; 14:1, 3.

21
Jadi setelah Kristus dibangkitkan, ke-144.000 inilah yang akan dibangkitkan berikutnya. Mereka mendapat bagian dalam “kebangkitan pertama,” atau “kebangkitan yang lebih awal.” (Filipi 3:11, NW) Kapan ini terjadi? “Pada waktu kedatanganNya [“kehadirannya,” NW],” kata Alkitab. Seperti yang telah kita pelajari dalam pasal-pasal sebelumnya, Kristus mulai hadir pada tahun 1914. Jadi “hari” untuk “kebangkitan pertama” dari umat Kristen yang setia ke surga telah tiba. Pasti rasul-rasul dan umat Kristen mula-mula yang lainnya sudah dibangkitkan kepada kehidupan surgawi.—2 Timotius 4:8.

22
Akan tetapi, selama kehadiran Kristus yang tidak kelihatan ini, ada umat Kristen yang masih hidup yang mempunyai harapan yang sama untuk memerintah di surga bersama Kristus. Mereka adalah sisanya, sisa dari 144.000. Kapan mereka akan dibangkitkan? Mereka tidak perlu tidur dalam kematian, tetapi mereka akan segera bangkit pada waktu mereka mati. Alkitab menjelaskan: “Kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan.”—1 Korintus 15:51, 52; 1 Tesalonika 4:15-17.

23
Tentu, “kebangkitan pertama” kepada kehidupan surgawi tidak kelihatan oleh mata manusia. Ini adalah kebangkitan kepada kehidupan sebagai makhluk-makhluk roh. Alkitab melukiskan perubahan kepada kehidupan roh demikian: “Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. . . . Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah.”—1 Korintus 15:42-44.

24
Namun, justru ungkapan “kebangkitan pertama” menunjukkan bahwa suatu kebangkitan yang lain akan menyusul. Ini adalah kebangkitan kepada kehidupan di bumi firdaus, bagi orang-orang benar maupun orang-orang yang tidak benar. Ini akan terjadi setelah Armagedon dan merupakan “kebangkitan yang lebih baik” dibandingkan dengan kebangkitan anak-anak yang dibangkitkan oleh Elia dan Elisa dan orang-orang lain yang pernah dibangkitkan di bumi. Mengapa? Karena jika orang-orang yang dibangkitkan setelah Armagedon memilih untuk melayani Allah mereka tidak perlu mati lagi.—Ibrani 11:35.

MUKJIZAT
DARI ALLAH

25
Setelah seseorang mati, apa yang dibangkitkan? Bukan tubuh yang sama yang telah mati. Alkitab menunjukkan hal ini ketika melukiskan kebangkitan kepada kehidupan surgawi. (1 Korintus 15:35-44) Bahkan orang-orang yang dibangkitkan kepada kehidupan di bumi tidak mendapat tubuh yang sama yang mereka miliki pada waktu mereka hidup dahulu. Tubuh itu mungkin rusak dan kembali ke tanah. Lambat laun unsur-unsur dari tubuh yang mati mungkin menjadi bagian dari benda-benda hidup lainnya. Jadi Allah membangkitkan bukan tubuh yang sama tetapi orang yang sama yang telah mati. Kepada orang-orang yang pergi ke surga, Ia memberi suatu tubuh rohani yang baru. Kepada orang-orang yang dibangkitkan kepada kehidupan di bumi, Ia memberi suatu tubuh jasmani yang baru. Tubuh jasmani yang baru ini pasti akan serupa dengan tubuh yang dimiliki orang itu sebelum ia mati, sehingga ia akan dikenal kembali oleh orang-orang yang dulu mengenalnya.

26
Kebangkitan benar-benar mukjizat yang menakjubkan. Orang yang mati itu mungkin telah mengumpulkan banyak pengalaman dan pengetahuan dan banyak kenangan sepanjang hidupnya. Ia mengembangkan suatu kepribadian yang membuatnya berbeda dari orang-orang lain yang pernah hidup. Namun Allah Yehuwa mengingat setiap perincian, dan akan memulihkan orang ini secara lengkap pada waktu Ia membangkitkannya. Seperti yang dikatakan Alkitab tentang orang mati yang akan dibangkitkan: “Mereka semua hidup dalam pandangan-Nya.” (Lukas 20:38, NW) Manusia dapat merekam suara dan gambar manusia, dan memutarnya kembali lama setelah orang itu mati. Akan tetapi, Yehuwa dapat dan sebenarnya akan menghidupkan kembali semua orang yang hidup dalam ingatan-Nya!

27
Alkitab menceritakan kepada kita lebih banyak lagi tentang kehidupan dalam Firdaus setelah orang-orang mati dibangkitkan. Misalnya, Yesus menyebut tentang orang-orang yang akan bangkit, ada yang bangkit “untuk hidup yang kekal” dan yang lainnya “untuk dihukum.” (Yohanes 5:29) Apa yang ia maksudkan? Apakah akan ada perbedaan antara “orang-orang yang benar” yang dibangkitkan dengan “orang-orang yang tidak benar”? Pembahasan tentang Hari Pengadilan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar