"

Senin, 29 Oktober 2012

Memperoleh bantuan melalui doa






Pasal
27

Bagaimana
Memperoleh Bantuan melalui Doa

AGAR TETAP BEBAS dari pengaruh dunia yang jahat, umat Kristen khususnya membutuhkan bantuan yang dapat diperoleh melalui doa. Yesus berkata: “Bapamu yang di sorga . . . akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.” (Lukas 11:13) Kita membutuhkan roh suci atau tenaga aktif dari Allah, sebagaimana kita perlu mempelajari firman-Nya dan bergaul dengan organisasi-Nya yang kelihatan. Namun untuk memperoleh roh suci, kita harus memintanya dalam doa.

2
Doa adalah suatu pembicaraan yang penuh respek dengan Allah. Doa dapat berupa permintaan, misalnya, apabila kita meminta sesuatu dari Allah. Akan tetapi, doa juga dapat berupa pernyataan syukur atau pujian kepada Allah. (1 Tawarikh 29:10-13) Untuk memiliki hubungan baik dengan Bapa surgawi kita, kita harus berbicara kepada-Nya dengan tetap tentu dalam doa. (Roma 12:12; Efesus 6:18) Tenaga aktif-Nya, yang diperoleh dengan memintakan hal itu, dapat menguatkan kita untuk melakukan kehendak-Nya meskipun segala kesusahan atau godaan yang ditimpakan oleh Setan atau dunianya atas kita.—1 Korintus 10:13; Efesus 3:20.







3

Mungkin saudara harus berjuang keras untuk membuang suatu kebiasaan atau perbuatan yang tidak menyenangkan Allah. Jika demikian, mintalah bantuan Yehuwa. Berpalinglah kepada-Nya dalam doa. Rasul Paulus berbuat demikian, dan ia menulis: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13; Mazmur 55:23; 121:1, 2) Seorang wanita yang membebaskan diri dari haluan yang amoral berkata: “Dia satu-satunya yang memiliki kuasa untuk membantu Anda keluar dari keadaan itu. Anda harus memiliki hubungan pribadi itu dengan Yehuwa, dan satu-satunya jalan untuk memelihara hubungan pribadi itu adalah dengan berdoa.”






4

Namun seseorang mungkin mengatakan: ‘Saya telah berdoa meminta bantuan Allah berkali-kali, tetapi saya masih tidak dapat berhenti dari perbuatan salah.’ Orang-orang yang merokok mengatakan hal ini. Pada waktu seorang yang demikian ditanya: “Kapan Anda berdoa?” ia menjawab: “Pada malam hari sebelum tidur, pagi hari pada waktu bangun, dan setelah saya menjadi lemah dan merokok, saya mengatakan kepada Yehuwa bahwa saya menyesali apa yang telah saya lakukan.” Temannya mengatakan: “Saatnya Anda benar-benar membutuhkan bantuan Allah adalah pada waktu Anda bermaksud hendak merokok, bukan? Pada saat itulah Anda harus berdoa kepada Yehuwa untuk menguatkan Anda.” Ketika orang itu melakukan demikian, ia mendapat bantuan untuk membebaskan diri dari kebiasaan merokok.






5

Ini tidak berarti bahwa dengan berdoa kepada Allah, serta belajar firman-Nya dan bergaul dengan organisasi-Nya yang kelihatan, akan menjadi mudah bagi saudara untuk melakukan apa yang benar. Masih dibutuhkan usaha; ya, suatu perjuangan yang sulit, dan mungkin bahkan penderitaan. (1 Korintus 9:27) Kebiasaan buruk dapat mengakibatkan adanya keinginan yang tak tertahan untuk melakukan apa yang jahat. Jadi penderitaan biasanya timbul apabila seseorang berhenti dari perbuatan dosa. Apakah saudara rela menderita agar dapat melakukan apa yang benar?—1 Petrus 2:20, 21.






DOA

YANG DIDENGAR ALLAH






6

Banyak orang merasa sulit untuk berdoa: “Saya rasa susah untuk berdoa kepada seseorang yang tidak dapat saya lihat,” demikian pengakuan seorang wanita muda. Karena tidak ada manusia yang dapat melihat Allah, kita membutuhkan iman untuk berdoa dan didengarkan oleh Allah. Kita perlu percaya bahwa Yehuwa benar-benar ada dan bahwa Ia dapat melakukan apa yang kita minta. (Ibrani 11:6) Jika kita mempunyai iman demikian, dan jika kita menghampiri Allah dengan hati yang tulus, kita dapat yakin bahwa Ia akan membantu kita. (Markus 9:23) Jadi, meskipun Kornelius, perwira tentara Roma pada waktu itu bukan bagian dari organisasi Allah, ketika ia berdoa dengan tulus meminta bimbingan, Allah menjawab doanya.—Kisah 10:30-33.






7

Beberapa orang sangat sulit menyatakan diri dengan kata-kata. Akan tetapi, hal ini hendaknya jangan menghalangi mereka untuk berbicara kepada Allah dalam doa. Kita dapat yakin bahwa Ia mengetahui kebutuhan kita dan akan mengerti apa yang ingin kita katakan. (Matius 6:8) Pikirkan tentang hal ini: Pernyataan mana yang sangat saudara hargai dari seorang anak—pernyataan terima kasihnya yang sederhana dan tulus atau kata-kata istimewa yang didiktekan orang lain kepadanya? Bapa kita di surga juga menghargai pernyataan-pernyataan kita yang sederhana dan tulus. (Yakobus 4:6; Lukas 18:9-14) Tidak diperlukan kata-kata istimewa atau bahasa agama. Ia bahkan tidak akan mendengarkan orang-orang yang berdoa dengan bahasa yang luar biasa atau muluk-muluk agar orang-orang lain terkesan, atau yang mengatakan hal-hal yang sama berulang kali dengan tidak sungguh-sungguh.—Matius 6:5, 7.






8

Bahkan apabila saudara berdoa dalam hati, Allah dapat mendengar. Ketika Nehemia berbuat hal itu, Allah memenuhi permohonannya yang tulus, demikian pula dengan Hana. (Nehemia 2:4-8; 1 Samuel 1:11-13, 19, 20) Sikap tubuh seseorang pada waktu berdoa juga bukan merupakan hal penting. Saudara dapat berdoa dengan sikap apa pun, setiap waktu dan di mana saja. Akan tetapi, Alkitab memperlihatkan bahwa sikap rendah hati, seperti menundukkan kepala atau berlutut adalah patut. (1 Raja 8:54; Nehemia 8:7; Daniel 6:11; Markus 11:25; Yohanes 11:41) Dan Yesus menunjukkan bahwa sebaiknya doa-doa pribadi dinyatakan dalam suatu tempat tersendiri, tidak dilihat oleh manusia.—Matius 6:6.






9

Doa adalah bagian dari ibadat kita. Itulah sebabnya doa-doa kita hendaknya ditujukan hanya kepada Pencipta kita, Allah Yehuwa, bukan kepada pribadi lain. (Matius 4:10) Alkitab menunjukkan bahwa umat Kristen harus menghampiri Allah melalui Yesus, yang menyerahkan kehidupannya untuk menghapuskan dosa-dosa kita. Ini berarti bahwa kita hendaknya mengucapkan doa kita dalam nama Yesus.—Yohanes 14:6, 14; 16:23; Efesus 5:20; 1 Yohanes 2:1, 2.






10

Namun, apakah semua doa menyenangkan bagi Yehuwa? Alkitab mengatakan: “Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.” (Amsal 28:9; 15:29; Yesaya 1:15) Karena itu, jika kita ingin agar Allah mendengar doa kita, suatu syarat utama adalah agar kita melakukan kehendak-Nya, agar kita menaati hukum-hukum-Nya. Jika tidak, Allah tidak akan mendengarkan kita, sama seperti seorang yang benar tidak akan mendengarkan acara radio yang ia anggap amoral. Alkitab mengatakan: “Apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari padaNya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya.”—1 Yohanes 3:22.






11

Ini berarti bahwa kita harus mengusahakan apa yang kita doakan. Misalnya, sudah tentu salah jika seseorang meminta bantuan Allah agar ia dapat menghentikan penggunaan tembakau atau marihuana, dan kemudian pergi membelinya. Ia juga tidak dapat meminta Yehuwa membantu dia menghindari perbuatan amoral dan kemudian membaca bacaan-bacaan dan menonton film-film dan acara-acara televisi yang menonjolkan perbuatan amoral. Atau jika berjudi menjadi kelemahan seseorang, ia tidak dapat berdoa kepada Allah untuk membantunya berhenti, lalu mengunjungi tempat-tempat balapan atau tempat-tempat lain demikian di mana perjudian dilakukan. Agar doa-doa kita didengarkan oleh Allah, kita perlu memperlihatkan kepada-Nya dengan tindakan bahwa kita bersungguh-sungguh dengan apa yang kita katakan.






12

Maka, hal pribadi apa saja yang dapat kita masukkan dalam doa-doa kita kepada Yehuwa? Sebenarnya, segala sesuatu yang akan mempengaruhi hubungan kita dengan Allah, layak didoakan, termasuk kesehatan jasmani kita, maupun masalah membesarkan anak-anak. (2 Raja 20:1-3; Hakim 13:8) Rasul Yohanes menulis: “Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya.” (1 Yohanes 5:14) Jadi yang penting ialah agar permohonan kita selaras dengan kehendak Allah. Ini berarti bahwa pertama-tama kita perlu belajar apa yang menjadi kehendak-Nya. (Amsal 3:5, 6) Kemudian jika kita mempertimbangkan kehendak dan maksud-tujuan Allah sewaktu kita berdoa, sebaliknya daripada hanya memikirkan kepentingan pribadi kita, doa-doa kita akan diterima oleh Yehuwa. Kita layak berterima kasih kepada Yehuwa setiap hari atas perkara-perkara baik yang Ia sediakan.—Yohanes 6:11, 23; Kisah 14:16, 17.






13

Yesus memberikan kepada para pengikutnya contoh doa untuk membimbing mereka sehubungan dengan doa yang diperkenan Allah. (Matius 6:9-13) Doa ini memperlihatkan bahwa nama Allah, kerajaan-Nya dan agar kehendak-Nya terjadi di bumi, harus didahulukan. Kemudian, kita dapat meminta kebutuhan pribadi, seperti makanan sehari-hari, pengampunan dosa, dan agar kita dilepaskan dari godaan dan dari si jahat, Setan si Iblis.






DOA-DOA

UNTUK MEMBANTU ORANG-ORANG LAIN






14

Yesus menunjukkan melalui teladannya betapa penting mendoakan orang-orang lain. (Lukas 22:32; 23:34; Yohanes 17:20) Rasul Paulus mengetahui nilai doa-doa demikian dan sering kali meminta agar orang-orang lain mendoakan dia. (1 Tesalonika 5:25; 2 Tesalonika 3:1; Roma 15:30) Selama dalam penjara ia menulis: “Aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu [“aku dibebaskan,” NW].” (Filemon 22; Efesus 6:18-20) Bahwa Paulus segera dibebaskan setelah itu menunjukkan manfaat doa yang dipanjatkan bagi dia.






15

Paulus juga mengucapkan doa-doa yang bersifat membantu demi kepentingan orang-orang lain. “Kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilanNya,” tulisnya. (2 Tesalonika 1:11) Kepada sidang lain ia menjelaskan: “Kami berdoa kepada Allah, agar kamu jangan berbuat jahat . . . melainkan supaya kamu ini boleh berbuat apa yang baik.” (2 Korintus 13:7) Pasti ada baiknya mengikuti teladan Paulus dan membuat permohonan khusus demi kepentingan orang-orang yang kita kasihi. Memang, “doa orang yang benar [permohonan yang tulus], bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”—Yakobus 5:13-16.






16

Pada waktu memimpin suatu pelajaran Alkitab, seorang rohaniwan sering bertanya: “Apakah saudara berdoa pada kesempatan lain di samping pelajaran Alkitab mingguan saudara?” Untuk mendapat bantuan yang kita perlukan, kita harus sering berbicara kepada Allah dalam doa. (1 Tesalonika 5:17; Lukas 18:1-8) Belajarlah berbicara dengan rendah hati kepada-Nya sama seperti kepada seorang teman yang saudara kasihi dan percayai. Sebenarnya, sungguh suatu hak istimewa yang menakjubkan untuk dapat mengucapkan doa kepada Penguasa yang mulia dari seluruh alam semesta, Pendengar doa, dan mengetahui bahwa Ia mendengarkan saudara!—Mazmur 65:3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar