"

Kamis, 15 November 2012

Hidup kekal bukan impian belaka











Pasal
1

Hidup
Kekal Bukan Impian Belaka

KEBAHAGIAAN di bumi—kedengarannya mustahil dinikmati sekalipun untuk waktu yang singkat. Penyakit, usia tua, kelaparan, kejahatan sering membuat hidup ini sengsara—tetapi ini baru sebagian dari begitu banyak problem. Jadi, bicara tentang hidup kekal dalam firdaus di bumi mungkin seakan-akan seperti menutup mata terhadap kenyataan. Mungkin rasanya seperti buang waktu saja untuk membicarakan hal itu, seolah-olah hidup kekal hanya impian belaka.












2

Pasti kebanyakan orang akan berpendapat demikian. Maka, mengapa kita tahu pasti bahwa saudara dapat hidup kekal dalam firdaus di bumi? Mengapa kita dapat percaya bahwa hidup kekal bukan impian belaka?











MENGAPA

KITA DAPAT PERCAYA











3

Kita dapat percaya karena suatu Kuasa Yang Mahatinggi, Allah Yang Mahakuasa menyiapkan bumi beserta segala sesuatu yang perlu untuk memenuhi kebutuhan kita. Ia membuat bumi sangat cocok bagi kita! Ia menciptakan pria dan wanita dengan cara yang terbaik agar mereka dapat sepenuhnya menikmati kehidupan di tempat tinggal mereka di bumi ini—kekal selama-lamanya.—Mazmur 115:16.











4

Para ilmuwan sudah lama tahu mengenai kemampuan tubuh manusia untuk memperbarui diri. Dengan cara yang menakjubkan sel-sel tubuh diganti atau diperbaiki, sesuai dengan kebutuhan. Tampaknya proses memperbarui diri ini seharusnya berlangsung terus. Akan tetapi, ternyata tidak, dan ini tidak dapat diterangkan oleh para ilmuwan. Mereka masih tidak mengerti sepenuhnya mengapa manusia menjadi tua. Mereka mengatakan bahwa, dalam keadaan yang tepat, manusia seharusnya dapat hidup kekal selama-lamanya.—Mazmur 139:14.











5

Namun, apakah maksud-tujuan Allah agar manusia hidup bahagia di bumi untuk selama-lamanya? Jika memang demikian, maka kehidupan kekal bukan sekedar harapan atau impian belaka, tetapi pasti akan terwujud! Apa yang dikatakan Alkitab, yaitu buku yang menceritakan tentang maksud-tujuan Allah, mengenai pokok ini? Alkitab menyebut Allah sebagai “yang membentuk bumi dan menjadikannya,” dan menambahkan: “Yang menegakkannya,—dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami.”—Yesaya 45:18.











6

Apakah menurut saudara bumi ini sekarang didiami sesuai dengan maksud-tujuan Allah yang semula? Manusia memang hidup di hampir semua bagian bumi. Akan tetapi, apakah mereka hidup bahagia bersama-sama sebagai keluarga yang bersatu padu, dengan cara yang baik sebagaimana dimaksudkan oleh Pencipta bagi mereka? Dewasa ini dunia terpecah-belah. Ada kebencian. Ada kejahatan. Ada peperangan. Jutaan orang kelaparan dan sakit. Yang lain-lain setiap hari khawatir mengenai perumahan, pekerjaan dan perbelanjaan. Semua perkara ini tidak menghasilkan kepujian bagi Allah. Maka, jelas, bumi ini tidak didiami sesuai dengan maksud-tujuan semula dari Allah Yang Mahakuasa.











7

Setelah menciptakan pasangan manusia pertama, Allah menempatkan mereka dalam firdaus di bumi. Ia ingin agar mereka menikmati kehidupan di bumi untuk selama-lamanya. Maksud-tujuan-Nya adalah agar mereka memperluas firdaus mereka ke seluruh bumi. Ini diperlihatkan oleh perintah yang Ia berikan kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu.” (Kejadian 1:28) Ya, maksud-tujuan Allah adalah agar pada waktunya, seluruh bumi berada di bawah pengendalian suatu keluarga manusia yang adil-benar yang semuanya hidup bersama dengan damai dan bahagia.











8

Meskipun pasangan manusia pertama tidak menaati Allah, sehingga tidak layak untuk hidup kekal, maksud-tujuan Allah yang semula tidak berubah. Maksud-tujuan-Nya harus terlaksana! (Yesaya 55:11) Alkitab berjanji: “Segala orang yang benar itu akan mempusakai tanah itu, dan mendiami dia sampai selama-lamanya.” (Mazmur 37:29, Klinkert) Alkitab sering menyebutkan penyelenggaraan Allah untuk memberikan hidup kekal kepada umat manusia yang melayani Dia.—Yohanes 3:14-16, 36; Yesaya 25:8; Wahyu 21:3, 4.











KEINGINAN

UNTUK HIDUP—DI MANA?











9

Kita benar-benar dapat berbahagia karena Allah bermaksud agar kita hidup selama-lamanya. Sebab, pikirkanlah: Jika saudara harus memilih, pada tanggal berapa saudara ingin mati? Saudara tidak mau menunjuk salah satu tanggal, bukan? Saudara tidak ingin mati, demikian juga setiap orang lain yang normal dan masih sehat. Allah menjadikan kita dengan keinginan untuk hidup, bukan keinginan untuk mati. Alkitab mengatakan tentang pemberian Allah kepada manusia: “Bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.” (Pengkhotbah 3:11) Apa artinya ini? Artinya, manusia pada umumnya ingin hidup terus, tanpa harus mati. Karena adanya keinginan untuk masa depan yang tidak pernah akan berakhir, manusia telah lama berusaha supaya awet muda selama-lamanya.











10

Di manakah umat manusia secara wajar ingin hidup selama-lamanya? Di tempat mereka biasa hidup, yaitu di bumi ini. Manusia dijadikan untuk bumi, dan bumi untuk manusia. (Kejadian 2:8, 9, 15) Alkitab mengatakan: “[Allah] telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya.” (Mazmur 104:5) Karena bumi dijadikan untuk bertahan selama-lamanya, maka seharusnya manusia juga hidup untuk selama-lamanya. Allah yang pengasih tentu tidak akan menciptakan manusia dengan keinginan untuk hidup kekal dan kemudian membuatnya mustahil bagi mereka untuk mewujudkan keinginan tersebut!—1 Yohanes 4:8; Mazmur 133:3.











KEHIDUPAN

YANG SAUDARA DAMBAKAN











11

Perhatikanlah halaman berikut. Kehidupan macam apakah yang dinikmati oleh orang-orang ini? Inginkah saudara termasuk salah seorang di antara mereka? Sudah tentu! Lihatlah betapa sehat dan muda mereka! Seandainya dikatakan bahwa orang-orang ini sudah hidup ribuan tahun, apakah saudara percaya? Menurut Alkitab orang-orang tua akan menjadi muda kembali, yang sakit akan disembuhkan dan yang lumpuh, buta, tuli dan bisu akan disembuhkan dari semua penyakit mereka. Ketika Kristus Yesus ada di bumi, ia mengadakan banyak mukjizat, yakni menyembuhkan orang-orang sakit. Dengan melakukan hal ini ia menunjukkan bagaimana, dalam masa gemilang yang tak lama lagi, semua orang yang hidup akan dipulihkan kepada kesehatan yang sempurna.—Ayub 33:25; Yesaya 33:24; 35:5, 6; Matius 15:30, 31.











12

Lihatlah betapa indahnya tempat kediaman yang seperti taman ini. Sebagaimana dijanjikan oleh Kristus, tempat ini benar-benar suatu firdaus, serupa benar dengan firdaus yang telah dihilangkan oleh pria dan wanita pertama yang tidak taat. (Lukas 23:43) Perhatikanlah betapa damai dan harmonisnya. Manusia dari segala rumpun bangsa—yang berkulit hitam, putih, kuning—hidup sebagai satu keluarga. Bahkan binatang-binatang hidup berdamai. Lihatlah anak itu bermain dengan singa. Akan tetapi, tidak ada alasan untuk takut. Tentang hal ini Pencipta menyatakan: “Macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya . . . sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung.”—Yesaya 11:6-9.











13

Dalam firdaus yang Allah sediakan bagi umat manusia nanti, ada banyak alasan untuk berbahagia. Bumi akan menghasilkan banyak makanan yang baik. Tidak seorang pun akan kelaparan lagi. (Mazmur 72:16; 67:7) Perang, kejahatan, kekerasan, bahkan kebencian dan sifat mementingkan diri tidak akan ada lagi. Ya, semua itu akan lenyap selama-lamanya! (Mazmur 46:9, 10; 37:9-11) Apakah saudara percaya bahwa semua ini mungkin terjadi?











14

Coba renungkan: Jika saudara mempunyai kekuasaan, apakah saudara akan mengakhiri semua penyebab dari penderitaan umat manusia? Apakah saudara akan mewujudkan keadaan-keadaan yang dirindukan oleh umat manusia? Tentu. Bapa surgawi kita pun akan berbuat demikian. Ia akan memenuhi kebutuhan dan keinginan kita, karena Mazmur 145:16 mengatakan tentang Allah: “Engkau yang membuka tanganMu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.” Akan tetapi, kapankah hal ini akan terjadi?











BERKAT-BERKAT

YANG MULIA SUDAH DEKAT











15

Untuk mewujudkan berkat-berkat yang bagus ini di bumi, Allah berjanji untuk mengakhiri kejahatan maupun orang-orang yang menyebabkannya. Pada waktu yang sama, Ia akan melindungi orang-orang yang melayani Dia, karena Alkitab mengatakan: “Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2:17) Sungguh perubahan yang hebat! Akhir dunia ini tidak berarti akhir dari bumi kita. Melainkan, seperti terjadi pada air bah seluas dunia di zaman Nuh, yang berakhir hanyalah orang-orang jahat dan cara hidup mereka. Akan tetapi, orang-orang yang melayani Allah akan terus hidup melewati akhir itu. Kemudian, di atas bumi yang sudah dibersihkan, mereka akan menikmati kebebasan dari semua orang yang bermaksud menyakiti dan menindas mereka.—Matius 24:3, 37-39; Amsal 2:21, 22.











16

Akan tetapi, seseorang mungkin berkata: ‘Keadaan makin buruk, bukan makin baik. Bagaimana bisa dipastikan bahwa perubahan yang hebat ini sudah dekat?’ Kristus Yesus menubuatkan banyak perkara yang harus diperhatikan oleh para pengikutnya yang hidup di kemudian hari, agar mereka dapat mengetahui bahwa waktunya sudah tiba bagi Allah untuk mengakhiri dunia ini. Yesus mengatakan bahwa hari-hari terakhir dari sistem ini akan ditandai oleh hal-hal seperti peperangan-peperangan besar, kekurangan makanan, gempa-gempa bumi yang hebat, bertambahnya pelanggaran hukum, dan makin hilangnya kasih. (Matius 24:3-12) Ia mengatakan bahwa “bangsa-bangsa akan cemas, karena tidak mengetahui jalan keluarnya.” (Lukas 21:25, NW) Juga, Alkitab berkata lebih jauh: “Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.” (2 Timotius 3:1-5) Bukankah justru hal-hal ini yang kita alami sekarang?











17

Banyak orang yang mempelajari peristiwa-peristiwa dunia mengatakan bahwa suatu perubahan besar bakal terjadi. Misalnya, redaktur dari Herald Miami, A.S., menulis: “Barangsiapa yang memiliki separuh akal sehat dapat merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berupa bencana selama beberapa tahun terakhir dan menyadari bahwa dunia ini berada di ambang suatu kejadian yang bersejarah. . . . Hal ini akan mengubah untuk selama-lamanya cara hidup manusia.” Dengan nada yang sama, penulis Amerika Lewis Mumford berkata: “Peradaban semakin merosot. Sangat pasti. . . . Di masa lampau apabila peradaban semakin merosot, secara relatif hal itu merupakan gejala lokal. . . . Kini, karena dunia lebih berkaitan dan diikat bersama oleh sarana komunikasi modern, apabila peradaban merosot, seluruh planet akan ikut merosot.”











18

Justru keadaan-keadaan di dunia dewasa ini memperlihatkan bahwa di masa hidup kita sekarang kebinasaan seluruh sistem ini pasti akan terjadi. Ya, tidak lama lagi Allah akan membersihkan bumi dari semua orang yang mau merusaknya. (Wahyu 11:18) Ia akan menyingkirkan pemerintahan-pemerintahan yang ada sekarang supaya pemerintahan-Nya yang adil-benar memerintah seluruh bumi. Pemerintahan Kerajaan inilah yang Yesus ajarkan untuk didoakan oleh murid-muridnya.—Daniel 2:44; Matius 6:9, 10.











19

Jika saudara mencintai kehidupan dan ingin hidup kekal selama-lamanya di bumi di bawah pemerintahan Allah, saudara harus segera mendapatkan pengetahuan yang saksama tentang Allah, maksud-tujuan dan tuntutan-tuntutan-Nya. Kristus Yesus berkata dalam doa kepada Allah: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yohanes 17:3) Alangkah senangnya untuk mengetahui bahwa kita dapat hidup kekal selama-lamanya—bahwa hal ini bukan hanya impian belaka! Namun supaya dapat menikmati berkat yang bagus dari Allah ini, kita perlu belajar tentang seorang musuh yang berusaha agar kita tidak mencapai berkat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar