"

Senin, 29 Oktober 2012

Bergaul satu sama lain dengan kasih.






Pasal
28

Bergaul
Satu Sama Lain dengan Kasih

SERAYA SAUDARA bertumbuh dalam pengetahuan dan penghargaan terhadap Allah Yehuwa dan maksud-tujuan-Nya, saudara akan ingin bergaul secara tetap tentu dengan orang-orang yang juga mempunyai iman dan harapan yang sama ini. Dengan demikian saudara akan menjadi bagian dari organisasi Allah yang kelihatan, suatu persaudaraan Kristen yang sejati. Maka, perintah yang harus saudara taati adalah, “Kasihilah saudara-saudaramu.”—1 Petrus 2:17; 5:8, 9.

2
Kristus Yesus menekankan betapa penting agar para pengikutnya saling mengasihi. Ia berkata kepada mereka: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi . . . Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34, 35) Ungkapan “saling” dengan jelas memperlihatkan bahwa semua orang Kristen yang sejati akan berada bersama-sama dalam satu kelompok atau organisasi. (Roma 12:5; Efesus 4:25) Organisasi ini akan dikenali karena kasih yang dimiliki para anggotanya terhadap satu sama lain. Jika seseorang tidak memiliki kasih, segala sesuatunya sia-sia.—1 Korintus 13:1-3.

Memperoleh bantuan melalui doa






Pasal
27

Bagaimana
Memperoleh Bantuan melalui Doa

AGAR TETAP BEBAS dari pengaruh dunia yang jahat, umat Kristen khususnya membutuhkan bantuan yang dapat diperoleh melalui doa. Yesus berkata: “Bapamu yang di sorga . . . akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.” (Lukas 11:13) Kita membutuhkan roh suci atau tenaga aktif dari Allah, sebagaimana kita perlu mempelajari firman-Nya dan bergaul dengan organisasi-Nya yang kelihatan. Namun untuk memperoleh roh suci, kita harus memintanya dalam doa.

2
Doa adalah suatu pembicaraan yang penuh respek dengan Allah. Doa dapat berupa permintaan, misalnya, apabila kita meminta sesuatu dari Allah. Akan tetapi, doa juga dapat berupa pernyataan syukur atau pujian kepada Allah. (1 Tawarikh 29:10-13) Untuk memiliki hubungan baik dengan Bapa surgawi kita, kita harus berbicara kepada-Nya dengan tetap tentu dalam doa. (Roma 12:12; Efesus 6:18) Tenaga aktif-Nya, yang diperoleh dengan memintakan hal itu, dapat menguatkan kita untuk melakukan kehendak-Nya meskipun segala kesusahan atau godaan yang ditimpakan oleh Setan atau dunianya atas kita.—1 Korintus 10:13; Efesus 3:20.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Perjuangan untuk melakukan apa yang benar.









Pasal
26

Perjuangan
untuk Melakukan Apa yang Benar

SELAMA dunia Setan ini ada, umat Kristen harus berjuang agar tetap bebas dari pengaruhnya yang jahat. Rasul Paulus menulis: “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.” (Efesus 6:11-18) Namun, perjuangan kita bukan hanya melawan Setan dan dunianya, tetapi juga melawan keinginan kita sendiri untuk melakukan apa yang jahat. Alkitab mengatakan: “Yang ditimbulkan [“kecenderungan,” NW] hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya.”—Kejadian 8:21; Roma 5:12.

2
Karena dosa yang diwarisi dari manusia pertama Adam, hati kita mungkin ingin melakukan apa yang jahat. Jika kita menyerah kepada keinginan tersebut, kita tidak akan menerima kehidupan kekal dalam sistem baru Allah. Jadi kita perlu berjuang untuk melakukan apa yang benar. Bahkan rasul Paulus sendiri mengalami perjuangan demikian, seperti yang ia jelaskan: “Jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.” (Roma 7:21-23) Mungkin saudara pun merasakan bahwa perjuangan ini sulit. Kadang-kadang pertentangan yang kuat terjadi dalam diri saudara. Apa yang akan saudara putuskan untuk saudara lakukan dalam keadaan seperti itu?

3
Saudara mengetahui janji-janji Allah yang menakjubkan mengenai hidup kekal dalam keadaan-keadaan yang sempurna di bumi. Saudara mempercayai janji-janji ini, dan saudara sendiri menginginkan hal-hal yang baik ini. Jadi saudara tahu bahwa melayani Allah justru menghasilkan manfaat yang kekal bagi saudara sendiri. Akan tetapi dalam hati, saudara mungkin menginginkan hal-hal yang saudara ketahui sebagai sesuatu yang jahat. Kadang-kadang saudara mungkin memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan percabulan, mencuri, atau ikut dalam perbuatan salah lainnya. Beberapa orang yang mempelajari buku ini mungkin sedang terlibat dalam kebiasaan-kebiasaan buruk demikian, meskipun mereka tahu bahwa hal-hal ini dikutuk oleh Allah. Bahwa mereka berbuat salah pada waktu mereka ingin melakukan apa yang benar membuktikan kebenaran Alkitab: “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu.”—Yeremia 17:9.

Jumat, 26 Oktober 2012

Mendukung dunia setan,atau sistem Baru Allah









Pasal
25

Mendukung
Dunia Setan, atau Sistem Baru Allah?

APAKAH SAUDARA MENDUKUNG sistem baru Allah yang adil-benar, dan apakah saudara ingin agar sistem baru itu datang? Apakah saudara menentang Setan, dan apakah saudara ingin agar dunianya berakhir? Mungkin saudara akan menjawab, Ya, atas kedua pertanyaan itu. Akan tetapi, apakah itu cukup? Ada suatu pepatah lama, yaitu bahwa perbuatan lebih meyakinkan daripada kata-kata. Jika saudara percaya akan sistem baru Allah, maka haluan hidup saudaralah yang sebenarnya akan membuktikan hal itu.—Matius 7:21-23; 15:7, 8.

2
Dalam kenyataan, haluan hidup saudara hanya dapat menyenangkan salah satu dari dua majikan. Melayani Allah Yehuwa atau Setan si Iblis. Salah satu prinsip dalam Alkitab membantu kita menghargai hal ini. Dikatakan: “Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati?” (Roma 6:16) Siapa yang saudara taati? Kehendak siapa yang saudara lakukan? Bagaimana pun jawaban saudara, jika saudara mengikuti haluan yang tidak benar dari dunia ini saudara tidak dapat melayani Yehuwa, Allah yang benar.

Kamis, 25 Oktober 2012

Apakah kita di bawah sepuluh hukum ?







Pasal
24

Apakah
Kita di bawah Sepuluh Hukum?

HUKUM-HUKUM APA yang Allah Yehuwa inginkan untuk kita taati? Apakah kita harus memelihara apa yang disebut Alkitab “Hukum Musa” atau kadang-kadang, “hukum Taurat”? (1 Raja 2:3; Titus 3:9) Hukum-hukum ini juga disebut “taurat TUHAN [Yehuwa]” karena Ia adalah Pribadi yang memberikannya. (1 Tawarikh 16:40) Musa hanyalah menyampaikan Taurat itu kepada orang-orang.

2
Hukum Musa terdiri atas lebih dari 600 hukum, atau perintah, termasuk ke-10 perintah utama. Seperti dikatakan Musa: “DiperintahkanNya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.” (Ulangan 4:13; Keluaran 31:18) Akan tetapi, kepada siapa Yehuwa memberikan hukum Taurat itu, termasuk Sepuluh Hukum? Apakah Ia memberikannya kepada seluruh umat manusia? Apa maksud-tujuan dari hukum Taurat itu?

Rabu, 24 Oktober 2012

Organisasi Allah yang kelihatan.






Pasal
23

Organisasi
Allah yang Kelihatan

MENGAPA DAPAT dipastikan bahwa Allah mempunyai organisasi yang kelihatan? Satu alasan adalah, Ia mempunyai organisasi yang tidak kelihatan. Yehuwa menciptakan kerub-kerub, serafim-serafim, dan banyak malaikat lain untuk melakukan kehendak-Nya di surga. (Kejadian 3:24; Yesaya 6:2, 3; Mazmur 103:20) Kristus Yesus menjadi Penghulu Malaikat atas semua malaikat ini. (1 Tesalonika 4:16; Yudas 9; Wahyu 12:7) Alkitab melukiskan keadaan para malaikat yang diorganisasi ke dalam “baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa.” (Kolose 1:16; Efesus 1:21) Mereka semua siap melayani atas perintah Yehuwa, bersatu padu melaksanakan pekerjaan yang Ia berikan kepada mereka.—Daniel 7:9, 10; Ayub 1:6; 2:1.

2
Kita juga mendapat gambaran betapa pentingnya organisasi itu bagi Allah apabila kita memperhatikan benda-benda ciptaan-Nya. Misalnya, ada ribuan milyar bintang di alam semesta ini yang diatur dalam kelompok-kelompok yang sangat besar yang disebut galaksi. Galaksi-galaksi ini melintasi angkasa secara teratur, demikian pula masing-masing bintang dan planet dalam galaksi-galaksi ini. Planet Bumi kita, misalnya, setiap tahun mengelilingi matahari, yang merupakan bintang terdekat dengan kita, tepat 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 45,51 detik. Ya, alam semesta yang kelihatan sungguh sangat terorganisasi!

3
Apakah organisasi yang menakjubkan di antara ciptaan-ciptaan Allah yang tidak kelihatan dan di alam semesta-Nya yang kelihatan mengajarkan sesuatu bagi kita? Ya, hal ini mengajarkan bahwa Yehuwa adalah Allah yang berorganisasi. Maka, pastilah Allah demikian tidak akan membiarkan umat manusia di bumi yang benar-benar mengasihi Dia tanpa bimbingan dan organisasi.

Mengenali Agama yang benar.




Pasal
22

Mengenali
Agama yang Benar

TIDAK ADA keraguan siapa yang mempraktikkan agama yang benar di abad pertama. Mereka adalah para pengikut Kristus Yesus. Mereka semua menjadi bagian dari satu-satunya organisasi Kristen. Bagaimana dewasa ini? Bagaimana orang-orang yang mempraktikkan agama yang benar dapat dikenali?

2
Yesus memberikan penjelasan, dengan mengatakan: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka . . . Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. . . . Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Matius 7:16-20) Apa buah-buah baik yang saudara harap akan dihasilkan oleh para penyembah Allah yang benar? Apa yang seharusnya mereka katakan dan lakukan sekarang?

MENYUCIKAN
NAMA ALLAH

3
Para penyembah Allah yang benar akan bertindak selaras dengan Contoh Doa yang Yesus berikan kepada para pengikutnya. Pokok pertama yang Yesus sebutkan di sana adalah: “Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah namaMu.” Terjemahan Alkitab lain menyalin kata-kata tersebut demikian: “Semoga kesucian namaMu dipelihara.” (Matius 6:9, Jerusalem Bible) Apa artinya menguduskan, atau memelihara kesucian nama Allah? Bagaimana Yesus melakukan hal itu?

Senin, 22 Oktober 2012

Hari Pengadilan dan setelahnya







Pasal
21

Hari
Pengadilan dan Setelahnya

APA YANG saudara bayangkan mengenai Hari Pengadilan? Beberapa orang membayangkan sebuah takhta yang besar, dan di hadapannya suatu deretan panjang orang-orang yang telah dibangkitkan dari antara orang mati. Seraya setiap orang lewat di hadapan takhta itu, ia diadili berdasarkan perbuatan-perbuatannya di masa lampau, yang semuanya tertulis dalam buku sang Hakim. Berdasarkan hal-hal yang ia lakukan, orang itu dikirim ke surga atau ke neraka yang menyala-nyala.

2
Akan tetapi, Alkitab memberikan gambaran yang sangat berbeda tentang Hari Pengadilan. Ini bukan suatu hari yang harus ditakuti. Perhatikan apa yang dikatakan Alkitab tentang Allah: “Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.” (Kisah 17:31) Hakim ini, yang dilantik oleh Allah, tentu adalah Kristus Yesus.

3
Sudah pasti Kristus akan berlaku adil dan benar dalam mengadili. Suatu nubuat tentang dia dalam Yesaya 11:3, 4 menjamin hal ini. Jadi, bertentangan dengan pendapat umum, ia tidak akan mengadili orang-orang berdasarkan dosa-dosa di masa lampau, yang pada umumnya telah mereka perbuat karena ketidaktahuan. Alkitab menjelaskan bahwa pada waktu mati seseorang dibebaskan dari dosa apa pun yang telah dilakukannya. Alkitab berkata: “Siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.” (Roma 6:7) Ini berarti bahwa pada waktu seseorang dibangkitkan ia akan diadili berdasarkan apa yang ia lakukan selama Hari Pengadilan, bukan berdasarkan apa yang ia lakukan sebelum ia mati.

4
Karena itu, Hari Pengadilan bukan suatu hari aksara 24 jam. Alkitab menjelaskan hal ini ketika menyebut tentang orang-orang yang akan ikut dengan Kristus Yesus dalam melaksanakan pengadilan. (1 Korintus 6:1-3) “Aku melihat takhta-takhta,” kata penulis Alkitab, “dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi.” Hakim-hakim ini adalah para pengikut Kristus yang terurap dan setia yang, dikatakan Alkitab selanjutnya, “hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.” Jadi Hari Pengadilan akan berlangsung 1.000 tahun lamanya. Ini adalah masa 1.000 tahun yang sama pada waktu Kristus dan 144.000 pengikutnya yang terurap dan setia memerintah sebagai “langit yang baru” atas “bumi yang baru.”—Wahyu 20:4, 6; 2 Petrus 3:13.

Minggu, 21 Oktober 2012

Kebangkitan----Bagi siapa ,dan dimana ?









Pasal
20

Kebangkitan—Bagi
Siapa, dan di Mana?

HAMBA-HAMBA ALLAH sepanjang zaman percaya kebangkitan. Tentang Abraham, yang hidup 2.000 tahun sebelum Yesus dilahirkan sebagai manusia, Alkitab berkata: “Ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang [putranya, Ishak] sekalipun dari antara orang mati.” (Ibrani 11:17-19) Belakangan Ayub, hamba Allah bertanya: “Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?” Sebagai jawaban atas pertanyaannya sendiri, Ayub berkata kepada Allah: “Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut.” Dengan demikian ia menunjukkan bahwa ia mempercayai kebangkitan.—Ayub 14:14, 15.

2
Ketika Kristus Yesus ada di bumi, ia menjelaskan: “Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan [Yehuwa] disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” (Lukas 20:37, 38) Dalam Alkitab Yunani Kristen kata “kebangkitan” dipakai lebih dari 40 kali. Ya, kebangkitan orang-orang mati adalah salah satu ajaran utama dari Alkitab.—Ibrani 6:1, 2.

3
Marta seorang sahabat Yesus. Ketika Lazarus, saudara laki-laki Marta, meninggal, Marta memperlihatkan iman mengenai kebangkitan. Mendengar bahwa Yesus datang, Marta berlari menemui dia. “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati,” katanya. Melihat kesedihannya, Yesus menghiburnya dengan kata-kata: “Saudaramu akan bangkit.” Marta menjawab: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”—Yohanes 11:17-24.

4
Iman Marta mengenai kebangkitan didasarkan atas alasan yang kuat. Ia tahu, misalnya, bahwa bertahun-tahun sebelumnya, dengan kuasa Allah, nabi-nabi Allah, Elia dan Elisa, masing-masing membangkitkan seorang anak. (1 Raja 17:17-24; 2 Raja 4:32-37) Ia tahu bahwa seorang pria hidup kembali ketika mayatnya dilempar ke dalam jurang dan menyentuh tulang-tulang dari Elisa yang telah meninggal. (2 Raja 13:20, 21) Akan tetapi, apa yang paling menguatkan imannya mengenai kebangkitan adalah hal-hal yang Yesus sendiri telah ajarkan dan lakukan.

5
Boleh jadi Marta ada di Yerusalem kurang dari dua tahun sebelumnya, ketika Yesus menyebut tentang peranannya dalam membangkitkan orang mati. Yesus berkata: “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, dan . . . akan keluar.”—Yohanes 5:21, 28, 29.

Mengenali Agama yg benar.








Mengenali
Agama yang Benar

TIDAK ADA keraguan siapa yang mempraktikkan agama yang benar di abad pertama. Mereka adalah para pengikut Kristus Yesus. Mereka semua menjadi bagian dari satu-satunya organisasi Kristen. Bagaimana dewasa ini? Bagaimana orang-orang yang mempraktikkan agama yang benar dapat dikenali?

2
Yesus memberikan penjelasan, dengan mengatakan: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka . . . Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. . . . Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Matius 7:16-20) Apa buah-buah baik yang saudara harap akan dihasilkan oleh para penyembah Allah yang benar? Apa yang seharusnya mereka katakan dan lakukan sekarang?

MENYUCIKAN
NAMA ALLAH

3
Para penyembah Allah yang benar akan bertindak selaras dengan Contoh Doa yang Yesus berikan kepada para pengikutnya. Pokok pertama yang Yesus sebutkan di sana adalah: “Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah namaMu.” Terjemahan Alkitab lain menyalin kata-kata tersebut demikian: “Semoga kesucian namaMu dipelihara.” (Matius 6:9, Jerusalem Bible) Apa artinya menguduskan, atau memelihara kesucian nama Allah? Bagaimana Yesus melakukan hal itu?

4
Yesus memperlihatkan bagaimana ia melakukannya ketika ia mengatakan dalam doa kepada Bapanya: “Aku telah menyatakan namaMu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia.” (Yohanes 17:6) Ya, Yesus menyatakan nama Allah, Yehuwa, kepada orang-orang lain. Ia tidak pernah lalai menggunakan nama itu. Yesus tahu bahwa maksud-tujuan Bapanya adalah agar nama-Nya dimuliakan di seluruh bumi. Maka ia memberikan teladan dalam memberitakan nama itu dan memelihara kesuciannya.—Yohanes 12:28; Yesaya 12:4, 5.

5
Alkitab memperlihatkan bahwa adanya sidang Kristen yang sejati dikaitkan dengan nama Allah. Rasul Petrus menjelaskan bahwa Allah “menunjukkan rahmatNya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi namaNya.” (Kisah 15:14) Jadi umat Allah yang sejati harus menganggap nama-Nya suci dan memberitahukannya ke seluruh bumi. Sebenarnya untuk mendapat keselamatan, kita perlu mengenal nama itu seperti dikatakan Alkitab: “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan [“Yehuwa,” NW], akan diselamatkan.”—Roma 10:13, 14.

Jumat, 19 Oktober 2012

MUSUH DARI HIDUP KEKAL.










Pasal
2

Musuh
dari Hidup Kekal

KEBAHAGIAAN di bumi—hampir setiap orang menginginkannya. Maka, mengapa begitu banyak orang yang tidak bahagia? Apa yang tidak beres? Karena hampir setiap orang menginginkan perdamaian, mengapa bangsa-bangsa berperang dan orang-orang saling membenci? Apakah ada suatu kekuatan yang membimbing mereka untuk melakukan perkara-perkara yang buruk ini? Mungkinkah ada suatu kuasa yang tidak kelihatan, yang mengendalikan semua bangsa?

2
Banyak orang ingin tahu mengenai hal ini apabila mereka mengamati betapa luar biasa kekejaman manusia—gas-gas yang mengerikan yang dipakai dalam peperangan untuk mencekik dan membakar orang-orang sampai mati, maupun bom-bom napalm dan bom-bom atom. Juga, senjata-senjata yang memuntahkan api, kamp-kamp konsentrasi, pembunuhan masal atas jutaan orang yang tidak berdaya, seperti di Kamboja tahun-tahun belakangan ini. Menurut saudara, apakah segala kejahatan ini terjadi hanya secara kebetulan? Meskipun manusia dengan inisiatif sendiri dapat melakukan perbuatan yang mengerikan, jika saudara mempertimbangkan betapa kejinya kejahatan yang dilakukan manusia, tidakkah masuk akal bahwa ia telah dipengaruhi oleh suatu kuasa jahat yang tidak kelihatan?

3
Tidak perlu diduga-duga lagi. Alkitab jelas memperlihatkan bahwa suatu pribadi yang cerdas dan tidak kelihatan telah mengendalikan manusia maupun bangsa-bangsa. Dalam Alkitab, Kristus Yesus menyebut pribadi yang berkuasa ini “penguasa dunia ini.” (Yohanes 12:31; 14:30; 16:11) Siapakah dia?

4
Untuk membantu kita mengetahui siapa dia, renungkanlah apa yang terjadi pada awal pelayanan Yesus di bumi ini. Alkitab menceritakan kepada kita bahwa setelah Yesus dibaptis ia pergi ke padang gurun. Di sana ia digoda oleh suatu makhluk yang tidak kelihatan yang disebut Setan si Iblis. Sebagian dari godaan itu dilukiskan begini: “Iblis membawaNya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepadaNya: ‘Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.’”—Matius 4:8, 9.

5
Pikirkanlah apa yang ditawarkan oleh Iblis kepada Kristus Yesus, yaitu “semua kerajaan dunia.” Apakah semua pemerintahan duniawi ini kepunyaan Iblis? Memang. Kalau tidak, bagaimana ia dapat menawarkannya kepada Yesus? Yesus tidak menyangkal bahwa pemerintahan-pemerintahan tersebut kepunyaan Setan. Ia pasti akan menyangkalnya jika Setan bukan pemiliknya. Sesungguhnya, Setan adalah penguasa yang tidak kelihatan dari semua bangsa di dunia! Alkitab dengan jelas mengatakan: “Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” (1 Yohanes 5:19) Malah, Firman Allah menyebut Setan “ilah sistem ini.”—2 Korintus 4:4, NW.

6
Dengan keterangan ini semakin jelas mengapa Yesus berkata: “KerajaanKu bukan dari dunia ini.” (Yohanes 18:36) Juga semakin jelas mengapa bangsa-bangsa saling membenci dan mencoba untuk saling membinasakan padahal semua orang yang normal ingin hidup damai. Ya, “Setan . . . menyesatkan seluruh dunia.” (Wahyu 12:9) Ia ingin menyesatkan kita juga. Ia tidak suka jika kita menerima pemberian Allah berupa hidup kekal. Jadi kita harus berjuang agar jangan sampai ia mempengaruhi kita untuk melakukan apa yang jahat. (Efesus 6:12) Perlu kita ketahui siapa Setan dan cara bekerjanya, agar dapat menolak usaha-usahanya yang menyesatkan.

Setelah Armagedon,Bumi Firdaus.









Setelah
Armagedon, Bumi Firdaus

“ARMAGEDON” adalah sebuah kata yang menakutkan bagi banyak orang. Sering kali para pemimpin dunia menggunakannya untuk memaksudkan kemungkinan Perang Dunia III. Namun, Alkitab menyebut Armagedon sebagai tempat peperangan yang adil-benar yang dilakukan oleh Allah. (Wahyu 16:14, 16, King James Version) Peperangan Allah ini akan membuka jalan bagi suatu orde baru yang adil-benar.

2
Tidak seperti peperangan manusia, yang membunuh orang-orang yang baik maupun yang jahat, Armagedon hanya akan membinasakan orang-orang jahat. (Mazmur 92:8) Allah Yehuwa akan menjadi Hakim, dan Ia akan menyingkirkan semua orang yang sengaja tidak taat kepada hukum-hukum-Nya yang adil-benar. Dewasa ini banyak orang menganggap hal-hal seperti percabulan, pemabukan, berdusta atau menipu, tidak apa-apa. Akan tetapi, menurut Allah, semuanya ini salah. Jadi di Armagedon Ia tidak akan menyelamatkan orang-orang yang terus melakukan hal-hal tersebut. (1 Korintus 6:9, 10; Wahyu 21:8) Dengan mengetahui hukum-hukum Allah mengenai hal-hal ini, penting agar orang-orang yang mungkin masih mempraktikkan perkara-perkara buruk itu mengubah cara hidup mereka.

3
Setelah Armagedon tidak satu bagian pun dari dunia yang jahat ini tetap dibiarkan. Hanya orang-orang yang melayani Allah yang akan terus hidup. (1 Yohanes 2:17) Kristus Yesus membandingkan keadaan ini dengan keadaan di zaman Nuh. (Matius 24:37-39; 2 Petrus 3:5-7, 13; 2:5) Setelah Armagedon hanya kerajaan Allah yang akan memerintah atas bumi. Setan dan hantu-hantunya akan lenyap. (Wahyu 20:1-3) Pertimbangkanlah, pada halaman-halaman berikut ini, beberapa dari antara berkat-berkat yang akan dinikmati oleh orang-orang yang taat, sebagaimana ditunjukkan oleh Alkitab.

SELURUH
UMAT MANUSIA SALING BERDAMAI

“Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: . . . Raja [“Pangeran,” NW] Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan.”—Yesaya 9:5, 6

“Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!”—Mazmur 72:7, 8.

Kamis, 18 Oktober 2012

"Kesudahan Dunia " sudah dekat !








“Kesudahan
Dunia” Sudah Dekat!

KETIKA KRISTUS YESUS melemparkan Setan dan malaikat-malaikatnya dari surga dan memulai pemerintahan Kerajaannya, ini berarti akhir dari Setan dan sistemnya yang jahat sudah dekat. (Wahyu 12:7-12) Akan tetapi, bagaimana para pengikut Kristus di bumi dapat mengetahui bahwa peristiwa di surga ini, yang tidak kelihatan oleh mata mereka, telah terjadi? Bagaimana mereka dapat mengetahui bahwa Kristus secara tidak kelihatan hadir dalam kuasa Kerajaan dan bahwa ”kesudahan dunia” sudah dekat? Mereka dapat mengetahuinya dengan memeriksa apakah ”tanda” yang Yesus berikan telah digenapi.

2
Tidak lama sebelum kematian Yesus, pada waktu ia duduk di atas Bukit Zaitun, empat dari antara rasul-rasulnya datang kepadanya meminta suatu “tanda.” Pertanyaan mereka telah dibaca oleh jutaan orang: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia?” (Matius 24:3) Akan tetapi, apa sebenarnya arti dari ungkapan “kedatanganMu” dan “kesudahan dunia”?

3
Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “kedatangan” adalah parousia, dan artinya “kehadiran.” Maka, apabila “tanda” itu kelihatan, ini berarti kita akan tahu bahwa Kristus hadir meskipun tidak kelihatan, bahwa ia sudah datang dalam kuasa Kerajaan. Ungkapan “kesudahan dunia” juga bisa benar-benar menyesatkan pengertian. Ungkapan itu tidak memaksudkan akhir dari bumi ini, tetapi, sebaliknya, akhir sistem Setan. (2 Korintus 4:4) Karena itu, pertanyaan para rasul secara tepat berbunyi: “Katakanlah kepada kami, kapan itu akan terjadi dan apa yang menjadi tanda kehadiran-Mu dan [tanda dari] akhir sistem ini?”—Matius 24:3, New World Translation.

4
Yesus tidak memberikan hanya satu kejadian saja, sebagai “tanda.” Ia menyebut berbagai kejadian dan keadaan. Penulis-penulis Alkitab lain di samping Matius, menyebutkan kejadian-kejadian tambahan yang akan menandai “hari-hari terakhir.” Semua hal yang dinubuatkan ini akan terjadi selama suatu masa yang disebut para penulis Alkitab sebagai “hari-hari terakhir.” (2 Timotius 3:1-5; 2 Petrus 3:3, 4) Kejadian-kejadian ini akan menjadi seperti garis-garis yang berbeda-beda yang membentuk sidik jari seseorang, suatu ciri yang tidak mungkin dimiliki orang lain. “Hari-hari terakhir” mempunyai pola tersendiri berupa ciri-ciri atau kejadian-kejadian. Hal-hal ini membentuk “sidik jari” positif yang tidak mungkin ada pada zaman lain.

5
Dalam pasal 16 dari buku ini kita telah membahas bukti-bukti Alkitab bahwa Kristus kembali dan mulai memerintah di tengah musuh-musuhnya pada tahun 1914. Sekarang perhatikanlah dengan saksama berbagai segi dari “tanda” kehadiran Kristus dan bukti-bukti selanjutnya mengenai “hari-hari terakhir” dari sistem jahat milik Setan. Seraya saudara memeriksa hal-hal yang dinubuatkan pada keempat halaman berikut ini, perhatikan bagaimana hal-hal itu mengalami penggenapan sejak 1914.

Selasa, 16 Oktober 2012

Kembalinya Kristus----Bagaimana Dapat Terlihat ?







Kembalinya
Kristus—Bagaimana Dapat Terlihat?

“AKU AKAN DATANG KEMBALI.” (Yohanes 14:3) Kristus Yesus mengucapkan janji ini kepada rasul-rasulnya pada malam sebelum kematiannya. Saudara mungkin setuju bahwa belum pernah sebelumnya terdapat kebutuhan yang demikian besar akan perdamaian, kesehatan dan kehidupan yang akan didatangkan atas umat manusia dengan kembalinya Kristus dalam kuasa Kerajaan. Akan tetapi, cara bagaimana Kristus kembali? Siapa yang akan melihat dia, dan bagaimana caranya?

2
Pada waktu Kristus kembali, ia tidak datang untuk hidup di bumi. Sebaliknya, orang-orang yang akan memerintah sebagai raja-raja bersama dia akan diambil untuk tinggal dengan dia di surga. Yesus mengatakan kepada rasul-rasulnya: “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” (Yohanes 14:3) Jadi, pada waktu Kristus kembali, orang-orang yang dibawa ke surga akan menjadi makhluk-makhluk roh, dan mereka akan melihat Kristus dalam tubuh rohani yang dimuliakan. (1 Korintus 15:44) Akan tetapi, apakah orang-orang lain dari umat manusia, yang tidak pergi ke surga, akan melihat Kristus pada waktu ia kembali?

MENGAPA
IA TIDAK MUNGKIN KEMBALI SEBAGAI MANUSIA

3
Pada malam yang sama Yesus selanjutnya mengatakan kepada rasul-rasulnya: “Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi.” (Yohanes 14:19) “Dunia” memaksudkan umat manusia. Jadi di sini Yesus dengan jelas mengatakan bahwa orang-orang di bumi tidak akan melihat dia lagi setelah kenaikannya ke surga. Rasul Paulus menulis: “Meskipun kami sudah mengenal Kristus atas peri manusianya, tetapi sekarang ini tiada lagi kami mengenal Dia seperti yang demikian.”—2 Korintus 5:16, Bode.

4
Namun banyak orang percaya bahwa Kristus akan kembali dengan tubuh manusia yang sama seperti pada waktu ia dibunuh, dan bahwa semua orang yang hidup di bumi akan melihat dia. Akan tetapi, Alkitab mengatakan bahwa Kristus akan kembali dalam kemuliaan bersama semua malaikat, dan bahwa ia akan duduk “di atas takhta kemuliaanNya.” (Matius 25:31) Andai kata Yesus datang dan duduk sebagai manusia di atas suatu takhta di bumi, kedudukannya akan lebih rendah daripada para malaikat. Akan tetapi, ia datang sebagai pribadi yang paling berkuasa dan paling mulia daripada semua putra rohani Allah, dan karena itu tidak akan kelihatan sama seperti mereka.—Filipi 2:8-11.

5
Sebaliknya, lebih dari 1.900 tahun yang lalu Yesus memang perlu merendahkan dirinya dan menjadi manusia. Ia perlu menyerahkan kehidupan manusianya yang sempurna sebagai tebusan bagi kita. Yesus pernah menjelaskannya begini: “Roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yohanes 6:51) Dengan demikian Yesus menyerahkan tubuh jasmaninya sebagai korban bagi umat manusia. Untuk berapa lama korban itu berlaku? Rasul Paulus menjawab: “Kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.” (Ibrani 10:10) Karena telah menyerahkan tubuhnya demi kehidupan dunia, Kristus tidak mungkin mengambilnya kembali dan menjadi manusia sekali lagi. Untuk alasan penting inilah maka dia tidak mungkin kembali dengan tubuh manusia yang telah dikorbankannya sekali untuk selamanya.

Pemerintahan Allah Mulai Berkuasa







SELAMA RIBUAN tahun orang-orang yang beriman kepada pemerintahan Allah telah menanti-nantikan saat pemerintahan ini mulai berkuasa. Misalnya, Alkitab mengatakan bahwa Abraham yang setia “menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.” (Ibrani 11:10) “Kota” ini adalah kerajaan Allah. Akan tetapi, mengapa kerajaan Allah di sini disebut suatu “kota”? Karena di zaman dulu seorang raja biasanya memerintah atas suatu kota. Jadi kota sering kali dianggap sebagai kerajaan.

2
Kerajaan Allah nyata bagi para pengikut Kristus yang mula-mula. Ini terbukti dari minat mereka yang dalam akan pemerintahan kerajaan itu. (Matius 20:20-23) Pertanyaan dalam pikiran mereka adalah: Kapan Kristus dan murid-muridnya mulai memerintah? Suatu kali ketika Yesus muncul kepada murid-muridnya setelah kebangkitannya, mereka bertanya: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kisah 1:6) Jadi, apakah saudara, sama seperti murid-murid Kristus pada waktu itu, sungguh-sungguh ingin mengetahui kapan Kristus akan mulai memerintah sebagai Raja dari pemerintahan Allah?

PEMERINTAHAN
YANG DIDOAKAN UMAT KRISTIANI

3
Kristus mengajar para pengikutnya untuk berdoa kepada Allah: “Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.” (Matius 6:9, 10) Akan tetapi, mungkin ada yang berkata: ‘Bukankah Allah Yehuwa selamanya memerintah sebagai raja? Maka, mengapa kita berdoa agar kerajaan-Nya datang?’

4
Memang, Alkitab menyebut Yehuwa “Raja yang kekal.” (1 Timotius 1:17, Bode) Juga dikatakan: “TUHAN [Yehuwa] sudah menegakkan takhtaNya di sorga dan kerajaanNya berkuasa atas segala sesuatu.” (Mazmur 103:19) Jadi Yehuwa selamanya Penguasa Tertinggi atas segenap ciptaan-Nya. (Yeremia 10:10) Akan tetapi, disebabkan pemberontakan melawan kekuasaan-Nya di taman Eden, Allah mengatur suatu pemerintahan khusus. Pemerintahan inilah yang diajarkan oleh Kristus Yesus kepada para pengikutnya belakangan untuk didoakan. Tujuan pemerintahan ini adalah untuk mengakhiri problem-problem yang timbul ketika si Iblis dan oknum-oknum lainnya menjauhkan diri dari pemerintahan Allah.

5
Pemerintahan Kerajaan yang baru ini mendapat kuasa dan hak untuk memerintah dari Raja yang Agung, Allah Yehuwa. Kerajaan ini adalah milik-Nya. Berulang kali Alkitab menyebutnya “Kerajaan Allah.” (Lukas 9:2, 11, 60, 62; 1 Korintus 6:9, 10; 15:50) Namun, karena Yehuwa telah melantik Putra-Nya untuk menjadi Penguasa Utama, kerajaan ini juga disebut sebagai kerajaan Kristus. (2 Petrus 1:11) Seperti yang kita pelajari dalam salah satu pasal sebelumnya, 144.000 orang dari antara umat manusia akan memerintah bersama Kristus dalam kerajaan ini. (Wahyu 14:1-4; 20:6) Jadi Alkitab juga menyebutnya sebagai “pemerintahan mereka.”—Daniel 7:27.

6
Beberapa orang mengatakan bahwa Kerajaan itu mulai memerintah pada tahun ketika Yesus kembali ke surga. Mereka mengatakan Kristus mulai memerintah ketika ia mencurahkan roh suci ke atas para pengikutnya pada perayaan Yahudi yaitu hari Pentakosta, pada tahun 33 M. (Kisah 2:1-4) Akan tetapi, pemerintahan Kerajaan yang diselenggarakan oleh Yehuwa untuk mengakhiri semua problem yang ditimbulkan oleh pemberontakan Setan tidak mulai memerintah pada waktu itu. Tidak ada sesuatu petunjuk bahwa “Anak laki-laki” itu, yakni pemerintahan Allah dengan Kristus sebagai penguasanya, lahir pada waktu itu dan mulai memerintah. (Wahyu 12:1-10) Namun, apakah Yesus memang mempunyai suatu kerajaan pada tahun 33 M.?

7
Ya, pada waktu itu Yesus mulai memerintah atas jemaatnya yang terdiri dari para pengikutnya yang kelak akan bersama-sama dengan dia di surga. Jadi Alkitab menyebut tentang mereka, ketika mereka masih ada di bumi, bahwa mereka diambil ke dalam “kerajaan kasih dari Putra Allah.” (Kolose 1:13, NW) Akan tetapi, pemerintahan atau “Kerajaan” ini, yang memerintah atas umat Kristen yang memiliki harapan hidup di surga, bukanlah pemerintahan Kerajaan yang Yesus ajarkan kepada para pengikutnya untuk didoakan. Kerajaan ini hanya atas ke-144.000 orang yang akan memerintah bersama dia di surga. Selama berabad-abad hanya mereka yang menjadi rakyatnya. Jadi pemerintahan, atau ‘kerajaan kasih dari Putra Allah’ ini, akan berakhir pada waktu orang yang terakhir dari rakyat yang memiliki harapan surgawi meninggal dan bergabung dengan Kristus di surga. Pada waktu itu mereka bukan lagi rakyat dari Kristus, tetapi akan menjadi raja-raja bersama dia dalam pemerintahan Kerajaan Allah yang telah lama dijanjikan.

MULAI
MEMERINTAH DI ANTARA MUSUH

8
Ketika Kristus kembali ke surga setelah kebangkitannya, pada waktu itu ia tidak mulai memerintah sebagai Raja dari pemerintahan Allah. Akan tetapi, harus ada suatu masa menanti, seperti yang dijelaskan rasul Paulus: “Tetapi Ia [Kristus Yesus], setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya.” (Ibrani 10:12, 13) Ketika saatnya tiba bagi Kristus untuk mulai memerintah, Yehuwa mengatakan kepadanya: “Memerintahlah [atau menaklukkanlah] di antara musuhmu!”—Mazmur 110:1, 2, 5, 6.

9
Apakah kedengarannya aneh bahwa ada yang menjadi musuh dari pemerintahan Allah? Namun tidak semua orang ingin hidup di bawah suatu pemerintahan yang menuntut agar rakyatnya melakukan apa yang benar. Jadi setelah mengatakan bagaimana Yehuwa dan Putra-Nya akan mengambil alih pemerintahan dunia, Alkitab mengatakan, “semua bangsa telah marah.” (Wahyu 11:15, 17, 18) Bangsa-bangsa tidak menyambut kerajaan Allah, sebab Setan menyesatkan mereka untuk menentangnya.

10
Pada waktu pemerintahan Allah mulai berkuasa, Setan dan malaikat-malaikatnya masih berada di surga. Karena mereka menentang pemerintahan Kerajaan, segera pecah peperangan. Akibatnya, Setan dan malaikat-malaikatnya dilemparkan dari surga. Pada saat itu, suatu suara yang nyaring mengatakan: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya.” Ya, pemerintahan Allah mulai berkuasa! Dengan disingkirkannya Setan dan malaikat-malaikatnya dari surga, terdapat sukacita di sana. “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya,” kata Alkitab.—Wahyu 12:7-12.

11
Apakah masa ini juga suatu masa yang membawa bahagia bagi bumi? Tidak! Sebaliknya, timbul masa kesusahan terbesar yang pernah dialami dunia. Alkitab menceritakan kepada kita: “Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Wahyu 12:12) Jadi pokok penting yang perlu diingat adalah: Dengan mulainya kerajaan Allah memerintah tidak berarti perdamaian dan keamanan pada waktu itu juga di bumi. Perdamaian sejati akan datang kemudian pada waktu kerajaan Allah mengendalikan bumi ini sepenuhnya. Ini terjadi pada akhir dari ‘waktu yang singkat’ ketika Setan dan malaikat-malaikatnya akan dilenyapkan sehingga mereka tidak dapat menimbulkan kesusahan lagi bagi siapa pun.

12
Akan tetapi, kapan Setan dicampakkan dari surga, sehingga menimbulkan kesusahan di bumi untuk ‘waktu yang singkat’? Kapan pemerintahan Allah mulai berkuasa? Apakah Alkitab memberi jawaban? Kita mengharap demikian. Mengapa? Ya, karena lama sebelumnya Alkitab menubuatkan kapan Putra Allah akan muncul pertama kali sebagai manusia di bumi untuk menjadi Mesias. Sebenarnya, dengan tepat menunjuk kepada tahun ketika ia menjadi Mesias. Maka, bagaimana tentang kedatangan Mesias atau Kristus yang bahkan lebih penting, untuk memulai pemerintahan Kerajaannya? Tentu kita patut mengharap bahwa Alkitab juga memberi tahu kapan hal ini akan terjadi!

13
Akan tetapi, seseorang mungkin bertanya: ‘Di mana Alkitab memberi tahu di muka tentang tahun munculnya Mesias di bumi?’ Alkitab, dalam buku Daniel mengatakan: “Dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi [“Mesias,” NW], seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa [“tujuh sabat dan enam puluh dua sabat,” Klinkert],” atau seluruhnya 69 minggu [sabat]. (Daniel 9:25) Namun masa ini bukan 69 minggu aksara, yang hanya berjumlah 483 hari, atau satu tahun lebih sedikit, tetapi 69 minggu tahun, atau 483 tahun. (Bandingkan dengan Bilangan 14:34.) Perintah untuk memperbaiki dan membangun kembali tembok-tembok Yerusalem dikeluarkan pada tahun 455 S.M. (Nehemia 2:1-8) Jadi ke-69 minggu tahun ini berakhir 483 tahun kemudian, pada tahun 29 M. Pada tahun inilah Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis! Pada kesempatan itu ia dilantik dengan roh suci dan menjadi Mesias, atau Kristus.—Lukas 3:1, 2, 21-23.

SAATNYA
PEMERINTAHAN ALLAH MULAI BERKUASA

14
Maka, di mana Alkitab memberi tahu di muka tentang tahun mulainya Kristus memerintah sebagai raja dari pemerintahan Allah? Dalam buku Alkitab yang sama, yaitu Daniel. (Daniel 4:10-37) Di sana sebuah pohon raksasa, yang tingginya sampai ke langit dipakai untuk menggambarkan Raja Nebukadnezar dari Babel. Pada waktu itu ia menjadi penguasa manusiawi yang tertinggi. Namun, Raja Nebukadnezar dipaksa untuk mengakui bahwa suatu pribadi yang lebih tinggi sedang memerintah. Pribadi ini adalah “Yang Mahatinggi,” atau “Raja Sorga,” Allah Yehuwa. (Daniel 4:34, 37) Jadi dengan cara yang lebih penting, pohon yang tingginya sampai ke langit ini, kemudian menggambarkan pemerintahan Allah yang tertinggi, khususnya dalam hubungannya dengan bumi kita. Kekuasaan Yehuwa untuk suatu waktu dinyatakan melalui kerajaan yang didirikan-Nya atas bangsa Israel. Jadi raja-raja dari suku Yehuda yang memerintah atas orang-orang Israel dikatakan “duduk . . . di atas takhta yang ditetapkan TUHAN [Yehuwa].”—1 Tawarikh 29:23.

15
Alkitab menguraikan dalam Daniel pasal empat bahwa pohon yang tingginya sampai ke langit itu ditebang. Namun, tunggulnya dibiarkan, dan diikat dengan rantai dari besi dan tembaga. Hal ini mencegah tumbuhnya tunggul itu sampai tiba waktunya bagi Allah untuk menyingkirkan rantai-rantai itu dan membiarkannya tumbuh kembali. Akan tetapi, bagaimana dan kapan kekuasaan Allah ditebang?

16
Pada waktu belakangan, kerajaan Yehuda yang didirikan Yehuwa menjadi begitu rusak sehingga Ia mengizinkan Raja Nebukadnezar membinasakannya, menebangnya. Ini terjadi pada tahun 607 S.M. Pada waktu itu Zedekia, raja terakhir dari Yehuda yang duduk di atas takhta Yehuwa, diberi tahu: “Buangkanlah mahkotamu! . . . Inipun tidak akan tetap. Sampai ia datang yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu.”—Yehezkiel 21:25-27.

17
Jadi pemerintahan Allah, yang digambarkan dengan “pohon” itu ditebang pada tahun 607 S.M. Maka, pemerintahan untuk melambangkan kekuasaan Allah di bumi tidak ada lagi. Jadi, pada tahun 607 S.M. mulailah suatu jangka waktu yang belakangan disebut Kristus Yesus sebagai “zaman bangsa-bangsa,” “zaman orang kafir,” atau “masa yang ditetapkan bagi bangsa-bangsa.” (Lukas 21:24, Bode; NW) Selama “zaman” yang ditetapkan ini tidak ada suatu pemerintahan untuk mewakili kekuasaan Allah di bumi.

18
Apa yang akan terjadi pada akhir “zaman bangsa-bangsa” ini? Yehuwa akan memberi kuasa untuk memerintah kepada Pribadi “yang berhak atasnya.” Pribadi ini adalah Kristus Yesus. Jadi jika kita dapat mengetahui kapan “zaman bangsa-bangsa” ini berakhir, kita akan mengetahui kapan Kristus mulai memerintah sebagai raja.

19
Menurut Daniel pasal empat, “zaman” ini berlangsung “tujuh masa.” Daniel memperlihatkan bahwa akan ada “tujuh masa,” dan selama masa tersebut pemerintahan Allah, yang dilambangkan dengan “pohon” itu, tidak akan dijalankan di atas bumi. (Daniel 4:16, 23) Berapa lama “tujuh masa” ini?

20
Dalam Wahyu pasal 12, ayat 6 dan 14, kita belajar bahwa 1.260 hari sama dengan “satu masa dan dua masa dan setengah masa.” Jumlahnya 31/2 masa. Jadi “satu masa” sama dengan 360 hari. Karena itu, “tujuh masa” adalah 7 kali 360, atau 2.520 hari. Kini jika kita menghitung satu hari sebagai satu tahun, menurut aturan Alkitab, “tujuh masa” itu sama dengan 2.520 tahun.—Bilangan 14:34; Yehezkiel 4:6.

21
Kita telah belajar bahwa “zaman bangsa-bangsa” mulai pada tahun 607 S.M. Jadi dengan menghitung 2.520 tahun sejak tahun itu, kita sampai pada tahun 1914 M. Pada tahun itulah “zaman” yang ditetapkan ini berakhir. Jutaan orang yang masih hidup mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 1914. Pada tahun itu, Perang Dunia I memulai suatu masa kesusahan luar biasa yang telah berlangsung sampai zaman kita. Ini berarti bahwa Kristus Yesus mulai memerintah sebagai raja dari pemerintahan surgawi Allah pada tahun 1914. Selain itu, karena Kerajaan tersebut sudah mulai memerintah, betapa tepat waktunya bagi kita untuk berdoa agar Kerajaan itu ‘datang’ dan melenyapkan dari bumi sistem Setan yang jahat ini!—Matius 6:10; Daniel 2:44.

22
Namun seseorang mungkin bertanya: ‘Jika Kristus telah kembali untuk memerintah dalam kerajaan Bapanya, mengapa kita tidak melihat dia?’

Menjadi Rakyat dari Pemerintahan Allah







APAKAH SAUDARA INGIN hidup selama-lamanya di atas bumi di bawah pemerintahan Allah? Setiap orang yang berakal sehat akan menjawab, Ya! Manfaat-manfaat yang menakjubkan akan dinikmati. Akan tetapi, untuk memperolehnya saudara tidak cukup mengacungkan tangan dan mengatakan: ‘Aku ingin menjadi rakyat dari pemerintahan Allah.’ Lebih banyak yang diperlukan.

2
Sebagai contoh, saudara ingin menjadi warga negara dari suatu negara lain. Untuk itu, saudara harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh para penguasa dari pemerintahan negara tersebut. Akan tetapi, sebelum saudara dapat melakukan hal ini, saudara harus mempelajari apa syarat-syaratnya. Demikian pula, saudara perlu mempelajari apa yang Allah tuntut dari orang-orang yang ingin menjadi rakyat dari pemerintahan-Nya. Kemudian saudara perlu memenuhi syarat-syarat ini.

PENGETAHUAN
DIPERLUKAN

3
Salah satu syarat yang sangat penting untuk menjadi rakyat dari pemerintahan Allah adalah mengetahui “bahasa”nya. Hal ini tentu masuk akal. Beberapa pemerintahan manusia juga menuntut agar warga negaranya yang baru dapat berbicara bahasa negara itu. Maka, “bahasa” apa yang harus dipelajari oleh orang-orang yang akan menerima kehidupan di bawah pemerintahan Allah?

4
Perhatikan apa yang Yehuwa katakan tentang hal ini dalam Firman-Nya, Alkitab: “Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir [“bahasa,” NW] lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih [“bahasa yang murni,” NW], supaya sekaliannya memanggil nama TUHAN [Yehuwa, NW], beribadah kepadaNya dengan bahu-membahu.” (Zefanya 3:9) “Bahasa yang murni” ini adalah kebenaran tentang Allah yang terdapat dalam Alkitab. Khususnya, ini adalah kebenaran tentang pemerintahan Kerajaan Allah. Jadi untuk menjadi rakyat dari pemerintahan Allah, saudara harus mempelajari “bahasa” ini dengan mendapatkan pengetahuan tentang Yehuwa dan penyelenggaraan-Nya untuk suatu Kerajaan.—Kolose 1:9, 10; Amsal 2:1-5.

5
Dewasa ini beberapa pemerintahan manusia menuntut agar orang-orang yang mendapat kewarganegaraannya mengetahui sesuatu tentang sejarah pemerintahan mereka, maupun fakta-fakta tentang cara bekerjanya. Demikian pula, saudara harus mengetahui hal-hal demikian tentang pemerintahan Allah jika saudara hendak menjadi rakyatnya. Pengetahuan ini dapat membawa kepada hidup yang kekal. Dalam doa kepada Bapanya, Yesus mengatakan: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”—Yohanes 17:3.

6
Jika saudara telah mempelajari pasal-pasal sebelumnya dari buku ini, saudara sudah seharusnya memperoleh banyak dari pengetahuan yang sangat penting ini. Apakah memang demikian? Dapatkah saudara memperlihatkan hal ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berikut: Kapan Allah pertama kali menyebut tentang maksud-tujuan-Nya untuk suatu pemerintahan Kerajaan? Siapa antara lain dari hamba-hamba Allah yang mengharap untuk menjadi rakyatnya di bumi? Berapa banyak penguasa, atau raja, yang ada dalam pemerintahan Allah? Dari mana raja-raja ini akan memerintah? Siapa orang-orang yang pertama-tama dipilih untuk menjadi raja-raja dalam pemerintahan Allah? Bagaimana Yesus membuktikan bahwa ia akan menjadi seorang raja yang baik? Namun, untuk menjadi rakyat dari pemerintahan Allah, lebih banyak yang dituntut daripada sekedar memiliki pengetahuan tentangnya.

DITUNTUT
TINGKAH LAKU YANG BENAR

7
Pemerintahan-pemerintahan dewasa ini menuntut agar warga negara yang baru mengikuti suatu patokan tingkah laku tertentu. Misalnya, mereka mungkin akan mengatakan bahwa seorang pria hanya dapat mempunyai satu istri, dan seorang wanita hanya satu suami. Namun beberapa pemerintahan lain mempunyai hukum-hukum yang berbeda. Mereka mengizinkan warga negaranya mempunyai lebih dari satu teman hidup. Tingkah laku apa yang diharapkan dari orang-orang yang ingin menjadi rakyat dari pemerintahan Allah? Menurut Allah, bagaimana yang patut mengenai perkawinan?

8
Pada mulanya Yehuwa menentukan patokan untuk perkawinan ketika Ia memberi Adam hanya satu istri. Allah mengatakan: “Seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kejadian 2:21-24) Yesus menjelaskan bahwa hal ini adalah patokan yang patut bagi umat Kristen. (Matius 19:4-6) Karena pasangan-pasangan yang telah menikah menjadi “satu daging,” mereka tidak menghormati perkawinan jika mereka mengadakan hubungan seksual dengan orang lain. Perbuatan ini disebut zinah, dan Allah mengatakan bahwa Ia akan menghukum pezinah-pezinah.—Ibrani 13:4; Maleakhi 3:5.

9
Selain itu, banyak pasangan hidup bersama dan mengadakan hubungan seksual, tetapi mereka tidak menikah. Namun, Allah tidak menghendaki hubungan intim antara seorang pria dan wanita hanya sebagai percobaan saja. Jadi hidup bersama tanpa menikah adalah dosa terhadap Allah, yang membuat penyelenggaraan perkawinan. Ini disebut percabulan atau gendak. Perbuatan gendak adalah hubungan seksual dengan orang lain yang bukan teman hidup saudara. Alkitab mengatakan: “Karena inilah kehendak Allah: . . . yaitu supaya kamu menjauhi percabulan.” (1 Tesalonika 4:3-5) Jadi, seorang lajang yang mengadakan hubungan seksual dengan siapa pun, tidak dibenarkan.

10
Dewasa ini banyak pria dan wanita mengadakan hubungan seksual dengan orang-orang sejenisnya—pria dengan pria dan wanita dengan wanita. Orang-orang itu disebut homoseks. Kadang-kadang wanita-wanita yang homoseks disebut Lesbian. Akan tetapi, Firman Allah mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan itu salah, hal itu adalah “kemesuman.” (Roma 1:26, 27) Juga, seseorang yang mengadakan hubungan seksual dengan seekor binatang melanggar hukum Allah. (Imamat 18:23) Setiap orang yang ingin hidup di bawah pemerintahan Allah perlu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan amoral ini.

11
Minum anggur, bir atau minuman keras secukupnya tidak bertentangan dengan hukum Allah. Sebenarnya, Alkitab memperlihatkan bahwa sedikit anggur baik untuk kesehatan seseorang. (Mazmur 104:15; 1 Timotius 5:23) Akan tetapi, yang memang bertentangan dengan hukum Allah ialah menjadi mabuk, atau ikut dalam pesta-pesta liar tempat orang-orang melakukan hal-hal yang amoral. (Efesus 5:18; 1 Petrus 4:3, 4) Selain menggunakan minuman yang beralkohol untuk menjadi mabuk atau “high” [mendapatkan angan-angan yang indah], banyak orang dewasa ini menggunakan bermacam-macam narkotik untuk tujuan yang sama. Juga, demi kesenangan, mereka mungkin mengisap marihuana atau tembakau, sedangkan yang lain mengunyah buah pinang atau daun sirih. Akan tetapi, hal-hal ini membuat tubuh mereka tidak bersih dan merusak kesehatan mereka. Jadi jika saudara ingin menjadi rakyat dari pemerintahan Allah, saudara harus menjauhkan diri dari perkara-perkara yang merusak ini.—2 Korintus 7:1.

12
Pemerintahan-pemerintahan manusia tentu tidak menghendaki penjahat-penjahat sebagai warga negara mereka yang baru. Yehuwa bahkan mempunyai patokan yang lebih tinggi. Ia menuntut agar kita “melakukan diri kami di dalam segala perkara dengan sepatutnya.” (Ibrani 13:18, Bode) Orang-orang yang tidak menaati hukum-hukum Allah tidak akan diizinkan hidup di bawah kerajaan-Nya. Dewasa ini orang-orang sering pura-pura jujur, tetapi mereka melanggar banyak hukum. Namun, Allah dapat melihat segala sesuatu. Tidak seorang pun dapat memperdayakan Dia. (Ibrani 4:13; Amsal 15:3; Galatia 6:7, 8) Maka Yehuwa akan memperhatikan agar orang-orang yang melanggar hukum-hukum-Nya, seperti hukum-hukum yang melarang dusta dan pencurian, tidak menjadi rakyat dari pemerintahan-Nya. (Efesus 4:25, 28; Wahyu 21:8) Akan tetapi, Allah sabar dan suka mengampuni. Jadi apabila seorang yang berbuat salah menghentikan perbuatannya yang buruk dan berbalik melakukan apa yang baik, Allah akan menerima dia.—Yesaya 55:7.

13
Akan tetapi, bagaimana dengan menaati hukum-hukum pemerintahan manusia? Selama pemerintahan-pemerintahan manusia ada, Allah menuntut agar hamba-hamba-Nya tunduk kepada “pemerintahan yang di atasnya.” Pajak harus dibayar kepada mereka, meskipun pajak itu tinggi dan seseorang mungkin tidak setuju dengan caranya uang pajak itu digunakan. Juga hukum-hukum dari pemerintahan harus ditaati. (Roma 13:1, 7; Titus 3:1) Satu-satunya kekecualian adalah apabila ketaatan kepada hukum tersebut akan menyebabkan seseorang tidak taat kepada hukum Allah. Dalam hal itu, seperti yang dikatakan oleh Petrus dan rasul-rasul lain, “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”—Kisah 5:29.

14
Allah sangat menghargai kehidupan. Orang-orang yang ingin menjadi rakyat dari pemerintahan-Nya harus mengerti hal ini. Jelas sekali, pembunuhan bertentangan dengan hukum Allah. Akan tetapi, kebencian sering kali membuahkan pembunuhan, dan bahkan jika seseorang terus membenci sesamanya, orang itu tidak dapat menjadi rakyat dari pemerintahan Allah. (1 Yohanes 3:15) Maka penting untuk menerapkan apa yang dikatakan dalam Alkitab di Yesaya 2:4 mengenai tidak memakai senjata untuk membunuh sesama kita. Firman Allah memperlihatkan bahwa bahkan kehidupan seorang anak yang belum lahir, dalam rahim ibunya, berharga bagi Allah. (Keluaran 21:22, 23; Mazmur 127:3) Meskipun demikian, tiap tahun jutaan pengguguran kandungan dilakukan di seluruh dunia. Pembinasaan kehidupan ini bertentangan dengan hukum Allah, karena manusia di dalam rahim ibunya adalah orang yang hidup dan tidak boleh dimusnahkan.

15
Namun, lebih banyak yang dituntut dari orang-orang yang akan menjadi rakyat dari pemerintahan Allah, daripada sekedar tidak melakukan apa yang salah atau amoral. Mereka juga harus berusaha keras untuk berbuat baik dan melakukan hal-hal yang tidak mementingkan diri bagi orang-orang lain. Mereka harus hidup selaras dengan aturan saleh yang diberikan oleh Raja, Kristus Yesus: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Matius 7:12) Kristus memberikan teladan dalam memperlihatkan kasih kepada orang-orang lain. Ia bahkan menyerahkan kehidupannya demi umat manusia, dan memerintahkan para pengikutnya: “Supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku mengasihi kamu.” (Yohanes 13:34; 1 Yohanes 3:16) Kasih yang tidak mementingkan diri dan perhatian kepada orang-orang lain, inilah yang akan membuat kehidupan benar-benar menyenangkan di bawah pemerintahan kerajaan Allah.—Yakobus 2:8.

16
Alkitab menunjukkan bahwa orang-orang harus membuat perubahan-perubahan dalam kehidupan mereka untuk dapat memenuhi syarat-syarat sebagai rakyat dari pemerintahan Allah. (Efesus 4:20-24) Apakah saudara sedang berusaha membuat perubahan-perubahan ini? Usaha yang sebesar apa pun untuk ini pantas dikerahkan! Mengapa? Sebab saudara tidak bermaksud hanya untuk menikmati kehidupan yang lebih baik untuk beberapa tahun di bawah suatu pemerintahan manusia. Tidak, tetapi saudara akan mendapat kehidupan kekal dengan kesehatan yang sempurna di bumi firdaus di bawah pemerintahan yang dijalankan oleh Allah!

17
Bahkan sekarang, dengan memenuhi syarat-syarat Allah, saudara akan menikmati kehidupan yang lebih bahagia. Akan tetapi, saudara mungkin perlu membuat perubahan-perubahan. Ya, banyak, banyak orang yang dulunya suka membenci atau tamak telah berubah. Juga, orang-orang yang cabul, pezinah, homoseks, pemabuk, pembunuh, pencuri, pecandu narkotik dan orang-orang yang menggunakan tembakau telah mengubah cara hidup mereka. Mereka telah melakukan hal itu dengan usaha yang sungguh-sungguh dan dengan bantuan Allah. (1 Korintus 6:9-11; Kolose 3:5-9) Jadi jika saudara harus membuat perubahan-perubahan yang sulit untuk memenuhi syarat-syarat Allah, jangan menyerah. Saudara dapat melakukannya!

KELOYALAN
KEPADA PEMERINTAHAN ALLAH

18
Bahwa Allah Yehuwa menuntut rakyat-Nya untuk mendukung pemerintahan Kerajaan-Nya dengan loyal tidaklah mengherankan. Pemerintahan-pemerintahan manusia menuntut hal yang sama dari warga negaranya. Akan tetapi, dengan cara istimewa apa dukungan yang loyal diharapkan oleh Allah untuk kita berikan? Apakah supaya rakyat-Nya mengangkat senjata, berperang untuk kerajaan-Nya? Tidak. Sebaliknya, seperti Kristus Yesus dan para pengikutnya yang mula-mula, mereka harus menjadi juru bicara atau pemberita-pemberita yang loyal tentang kerajaan Allah. (Matius 4:17; 10:5-7; 24:14) Yehuwa ingin agar semua orang mengetahui apa kerajaan-Nya itu dan bagaimana kerajaan tersebut akan mengatasi problem umat manusia. Apakah saudara membagikan perkara-perkara yang telah saudara pelajari dari Firman Allah kepada sanak keluarga saudara, teman-teman dan orang-orang lain? Allah ingin agar saudara berbuat itu.—Roma 10:10; 1 Petrus 3:15.

19
Kristus dan para pengikutnya yang mula-mula membutuhkan keberanian untuk berbicara kepada orang-orang lain tentang Kerajaan, karena sering kali mereka harus menghadapi tentangan. (Kisah 5:41, 42) Halnya sama dewasa ini. Dunia yang dikuasai Iblis ini tidak ingin kabar baik tentang Kerajaan itu diberitakan. Jadi pertanyaan-pertanyaannya adalah: Bagaimana sikap saudara? Apakah saudara akan memberikan dukungan yang loyal kepada kerajaan Allah? Kehendak-Nya adalah agar suatu kesaksian yang besar tentang Kerajaan diberikan sebelum akhir itu tiba. Apakah saudara akan ikut memberikan kesaksian ini?

Kerajaan yang Toleran pada Zaman yang Intoleran



”SETIAP ORANG BOLEH MEMELUK AGAMA YANG IA PILIH TANPA PAKSAAN APA PUN, DAN BOLEH BEBAS MENDUKUNG PARA PENYEBAR AGAMA MEREKA SENDIRI.”

JIKA Anda diminta menebak kapan kata-kata di atas ditulis, apa jawaban Anda? Banyak yang mengira bahwa kata-kata ini termaktub dalam suatu undang-undang zaman modern.
Tetapi, Anda mungkin terkejut kalau diberi tahu bahwa deklarasi ini dibuat lebih dari 400 tahun yang lalu—dan di sebuah negeri yang bagaikan sebuah pulau toleransi di tengah-tengah laut intoleransi. Negeri apakah ini? Pertama-tama, marilah kita bahas sedikit latar belakang kisah ini.

Intoleransi sebagai Norma

Intoleransi beragama merupakan hal yang umum selama Abad Pertengahan dan semakin bertumbuh pesat pada abad ke-16. Agama mengipasi kobaran peperangan berdarah yang mengerikan di negeri-negeri seperti Belanda, Inggris, Jerman, dan Prancis. Antara tahun 1520 dan sekitar tahun 1565, sekitar 3.000 orang dieksekusi sebagai bidah di Susunan Kristen Barat. Siapa pun yang berani mempertanyakan tentang norma dan gagasan—khususnya di bidang keagamaan—kemungkinan besar akan dijawab dengan reaksi intoleransi.
Salah satu ajaran Gereja Katolik yang telah lama diliputi kontroversi adalah Tritunggal (Trinitas)—kepercayaan bahwa Allah terdiri dari tiga pribadi. Sesungguhnya, sejarawan Earl Morse Wilbur menjelaskan bahwa Tritunggal ”merupakan subjek yang banyak diperdebatkan pada Abad Pertengahan di kalangan para teolog Katolik, bahkan termasuk para Paus sendiri”. Akan tetapi, debat demikian jarang sampai ke telinga rakyat biasa, yang diharapkan menerima saja doktrin-doktrin semacam ini atas dasar iman sebagai ”misteri ilahi”.

Namun, ada orang-orang pada abad ke-16 yang memilih untuk tidak mengikuti tradisi tetapi memeriksa Alkitab dalam upaya untuk mengklarifikasi misteri ini. Semboyan mereka adalah sola Scriptura (Alkitab saja). Orang-orang yang menolak doktrin Tritunggal—yang beberapa di antaranya belakangan dikenal sebagai kaum Unitarian, lawan dari kaum Trinitarian—sering kali menjadi sasaran penindasan sengit oleh orang Katolik maupun Protestan. Mereka mencetak karya-karya mereka yang dibaca secara luas dengan nama-nama samaran dan menyembunyikan diri guna menghindari penindasan. Orang-orang anti-Trinitarian ini juga berada di garis depan dalam membela toleransi. Beberapa orang, seperti teolog Michael Servetus dari Spanyol, bahkan membayar keyakinan mereka dengan nyawanya.

Dipersatukan oleh Toleransi

Sebaliknya daripada ikut dalam peperangan religius atau menindas para pemrotes, ada satu negeri yang menerapkan pendekatan yang sangat berbeda. Negeri ini adalah Transilvania, yang pada saat itu merupakan negeri otonomi, dan sekarang bagian dari Rumania di Eropa Timur. Sejarawan Hongaria, Katalin Péter, menjelaskan bahwa Ratu Isabella dari Transilvania yang telah menjanda ”berupaya tidak ikut-ikutan dalam konflik religius dengan mengambil peranan sebagai pembela semua denominasi”. Antara tahun 1544 dan 1574, Parlemen Transilvania, atau Diet, memberlakukan 22 undang-undang yang memberikan kebebasan beragama.
Misalnya, setelah diadakannya Diet Torda pada tahun 1557, sang ratu, bersama putranya, mengeluarkan dekret bahwa ”setiap orang [boleh] mempertahankan kepercayaan religius apa pun yang ia inginkan, dengan ritus baru maupun lama, sementara Kami pada saat yang sama menyerahkan kepada penilaian mereka sendiri untuk melakukan apa saja sesuai dengan keinginan mereka dalam hal kepercayaan, selama hal itu sama sekali tidak membahayakan siapa pun”. Hukum ini disebut ”undang-undang pertama yang menjamin kebebasan beragama di negeri mana pun”. Toleransi beragama mencapai puncaknya di Transilvania di bawah pimpinan putra Isabella, John II Sigismund, yang mengambil pemerintahan langsung pada tahun 1559.

Debat Publik

Tokoh kunci lain dalam gerakan anti-Trinitarian di Transilvania adalah seorang dokter Italia bernama Georgio Biandrata. Keraguannya terhadap Tritunggal kemungkinan besar berkembang sewaktu ia berada di Italia dan Swiss, tempat banyak pengungsi anti-Trinitarian mencari perlindungan. Setelah pindah ke Polandia, Biandrata melakukan banyak hal untuk mendukung perkembangan Gereja Minor, yang belakangan dikenal sebagai Bruder Polandia. Pada tahun 1563, ia diangkat menjadi dokter serta penasihat Sigismund dan pindah ke Transilvania.
Tokoh terpelajar lain di Transilvania yang mempertanyakan Tritunggal adalah Francis Dávid, pengawas Gereja Reformasi dan rohaniwan istana. Mengenai ajaran-ajaran kompleks yang berkaitan dengan Tritunggal, ia menulis, ”Jika hal-hal ini penting untuk keselamatan, pastilah tidak akan ada rakyat jelata Kristen yang selamat, karena ia tidak pernah dapat memahami semua ajaran itu seumur hidupnya.” Bersama-sama, Dávid dan Biandrata menerbitkan sebuah buku yang berisi beberapa tulisan Servetus; mereka mempersembahkannya untuk Sigismund.
Kontroversi tentang Tritunggal mulai meningkat, dan menimbulkan tuntutan agar diadakan debat publik tentang subjek tersebut. Selaras dengan prinsip sola Scriptura, Biandrata menetapkan bahwa dalam debat demikian, hanya bahasa Alkitab, bukan filsafat, yang boleh digunakan. Setelah sebuah debat yang tidak konklusif pada tahun 1566, Sigismund memberi kaum anti-Trinitarian percetakan pers untuk menyebarkan gagasan mereka.
Biandrata dan Dávid memulai tugas mereka dengan penuh semangat, menghasilkan buku De falsa et vera unius Dei Patris, Filii, et Spiritus Sancti cognitione (Pengetahuan yang Keliru dan yang Benar tentang Kesatuan antara Allah Bapak, Putra, dan Roh Kudus). Buku ini juga memuat pemeriksaan sejarah orang-orang yang menolak kepercayaan Tritunggal. Salah satu pasalnya berisi gambar-gambar yang tampaknya dimaksudkan untuk mengejek caranya Tritunggal dilukiskan dalam karya seni di berbagai gereja. Lawan-lawan mereka tersentak, mengatakan bahwa gambar-gambar itu merupakan pelecehan, dan mereka berupaya memusnahkan semua buku itu. Diskusi-diskusi semakin banyak sebagai hasil publikasi kontroversial itu. Sebagai tanggapan, Sigismund menjadwalkan debat kedua.

Kemenangan bagi Unitarian

Debat tersebut dimulai pada pukul lima pagi tanggal 3 Maret 1568. Acara ini diadakan dalam bahasa Latin dan berlangsung selama sepuluh hari. Kubu Trinitarian dipimpin oleh Peter Melius, kepala Gereja Reformasi Transilvania. Ia dan para pembela Tritunggal menggunakan kredo-kredo, Bapak-Bapak Gereja, teologi Ortodoks, dan Alkitab. Di pihak lain, Dávid hanya mengutip Alkitab. Dávid mengidentifikasi Bapak sebagai Allah, Putra sebagai bawahan Bapak, dan roh kudus sebagai kekuatan Allah. Sigismund, yang sangat berminat kepada hal-hal religius, ikut serta dalam debat itu dengan keyakinan bahwa diskusi adalah jalan terbaik untuk menghasilkan kebenaran. Kehadirannya turut memastikan agar debat tetap bebas dan terbuka, sekalipun agak sengit.
Debat ini dianggap sebagai kemenangan untuk kaum anti-Trinitarian. Dávid disambut bagaikan pahlawan di kampung halamannya, kota Kolozsvár (sekarang Cluj-Napoca, Rumania). Menurut cerita turun-temurun, sewaktu ia tiba di sana, Dávid berdiri di atas batu besar di sudut jalan dan berbicara tentang kepercayaannya dengan begitu meyakinkan sehingga semua orang menerima ajarannya.

Pindah Agama dan Wafat

Kedua debat tadi diadakan dalam bahasa Latin, bahasa yang hanya dimengerti oleh orang terpelajar. Akan tetapi, Dávid ingin menyampaikan beritanya kepada rakyat. Jadi, dengan izin Sigismund, debat berikutnya diadakan dalam bahasa Hongaria di Nagyvárad (sekarang Oradea, Rumania) pada tanggal 20 Oktober 1569. Sekali lagi, Sigismund bertindak sebagai moderator antara kedua kubu.
Peter Melius yang menganut Tritunggal menyatakan bahwa dalam sebuah penglihatan pada malam sebelumnya, Tuhan Yesus telah menyingkapkan kepadanya karakter dia yang sebenarnya. Sang raja membalas, ”Pastor Peter, seandainya tadi malam Anda diberi tahu siapa Putra Allah itu, saya ingin bertanya, apa yang selama ini Anda ajarkan? Jelas-jelas hingga saat ini pun Anda masih menyesatkan orang-orang!” Ketika Melius melancarkan serangan verbal terhadap Dávid, Sigismund menegurnya, mengingatkan sang Tritinatrian bahwa ”kepercayaan adalah karunia Allah” dan bahwa ”hati nurani tidak bisa dipaksakan”. Dalam pidato penutup debat itu, sang raja mengatakan, ”Kami menuntut agar di wilayah kita ada kebebasan berhati nurani.”
Setelah debat itu, Sigismund dan sebagian besar keluarga istana menjadi yakin akan ajaran kaum Unitarian. Pada tahun 1571, sebuah mandat kerajaan dikeluarkan, yang memberikan pengakuan resmi kepada Gereja Unitarian. Transilvania merupakan satu-satunya Negara tempat kaum Unitarian memiliki status yang sama dengan penganut Katolik, Lutheran, serta Calvinis, dan Sigismund dikenal sebagai satu-satunya raja yang menerima kepercayaan anti-Trinitarian. Tragisnya, tidak lama kemudian, raja yang berusia 30 tahun ini cedera sewaktu sedang berburu bersama Dávid serta Biandrata, dan ia meninggal beberapa bulan kemudian.
Penerusnya, Stephen Báthory yang menganut Katolik, meneguhkan kembali dekret yang melindungi agama-agama yang diakui tetapi mengindikasikan bahwa ia tidak akan mentoleransi perubahan lebih jauh. Awalnya, Stephen mengatakan bahwa ia adalah penguasa rakyat, bukan hati nurani mereka. Tetapi, tidak lama kemudian, ia membatasi pencetakan buku, sarana utama untuk berbagi kepercayaan. Dávid kehilangan kedudukannya, dan kaum Unitarian lainnya dikeluarkan dari istana dan diturunkan dari jabatan pemerintahan.
Sewaktu Dávid mulai mengajar bahwa Kristus tidak boleh disembah, dikeluarkanlah sebuah perintah yang melarang dia mengajar. Meskipun dilarang, Dávid berkhotbah dua kali pada hari Minggu berikutnya. Ia ditangkap, dituduh melakukan ”inovasi” agama, dan dihukum penjara seumur hidup. Ia meninggal di penjara bawah tanah kerajaan pada tahun 1579. Sebelum meninggal, Dávid menulis pada dinding selnya, ”Pedang para paus . . . maupun bayangan kematian tidak akan menahan laju kebenaran. . . . Saya yakin bahwa setelah saya binasa, ajaran para nabi palsu pun akan runtuh.”

Pelajaran dari sang Raja

Raja John Sigismund mengembangkan pendidikan, musik, dan seni. Akan tetapi, kehidupannya singkat, dan ia sering sakit. Masa pemerintahannya pun dipenuhi dengan ancaman dari dalam—sedikitnya ada sembilan rencana jahat yang telah disusun untuk membunuhnya—dan dari luar, seraya kekuasaan-kekuasaan asing berupaya menyulut pemberontakan. Raja yang toleran ini sering dikritik pedas atas dasar pandangan religiusnya. Belakangan, seorang lawannya mengatakan bahwa sang raja ”pasti masuk neraka”.
Akan tetapi, sejarawan Wilbur memberikan penilaian yang objektif terhadap situasinya, ”Pada tahun Raja John [Sigismund] mengeluarkan dekret terakhirnya, yang menjamin kebebasan penuh untuk beragama bahkan kepada sekte yang paling sengit ditentang dari semua sekte reformasi, para teolog Protestan masih mengelu-elukan Calvin karena telah membakar Servetus hidup-hidup, Inkwisisi sedang membantai orang-orang Protestan di Belanda, . . . dan di Inggris, baru 40 tahun kemudian orang-orang berhenti dibakar di tiang karena mempertahankan pendapat religius yang salah.”
Ya, sebagaimana dikatakan seorang komentator, ”berdasarkan hampir semua standar—khususnya standar pada zamannya sendiri—Raja John Sigismund adalah penguasa yang luar biasa. . . . Ia menjadikan toleransi ciri khas pemerintahannya”. Sadar bahwa perdamaian antarumat beragama merupakan hal terbaik bagi Negara, ia menjadi seorang pembela kebebasan beragama dan berhati nurani yang gigih.
Pada zaman kita sendiri, manakala intoleransi agama masih merajalela, mungkin menarik bagi kita untuk merenungkan apa yang terjadi di kerajaan kecil zaman dahulu tadi. Selama suatu periode yang singkat, Transilvania benar-benar merupakan kerajaan yang toleran pada zaman yang intoleran.